Indonesia jadi tujuan konser musisi dunia

[caption id="attachment_157867" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi (reuters)"][/caption] Oleh Stefanus Arief Setiaji Kini  bukan saja telah lahir banyak  musisi  baru dari dalam negeri, tetapi  penyanyi dari manca negara pun gencar berkonser di bumi Khatulistiwa. Bahkan, tak sedikit artis asing yang  datang  merupakan penyanyi papan atas berkelas dunia. Dari perspektif panggung hiburan, kehadiran artis-artis dunia ke Indonesia menunjukan dua citra sekaligus. Pertama, citra Indonesia sebagai negara yang aman, setelah sempat  didera berbagai isu terorisme dalam beberapa tahun terakhir. Kedua, citra positif bagi para penyelenggara musik itu sendiri. Akan muncul pengakuan dari publik terkait kinerja promotor musik Indonesia yang mampu menggelar konser bertaraf internasional. Bagi pebisnis di bidang promotor musik,  pengakuan  sangat penting karena posisi mereka saat berhubungan dengan artis dunia yang akan di bawa ke Indonesia tak ubahnya kegiatan pemasaran . Mereka perlu meyakinkan 100% dalam memanajemen penyelenggaraan konser serta jaminan keamanan. Tak mudah memang menarik artis kelas atas untuk menggelar pertunjukan  di Indonesia. Soal honor konser, tentu setiap promotor sudah bisa  berhitung. Namun, lebih penting dari itu adalah mengelola penonton  dalam jumlah besar. Faktor kenyamanan Pengalaman inilah yang disampaikan oleh Presiden Direktur PT Jakarta  Festival Production (JFP) Dewi Gontha. Menurutnya memberi kenyamanan  kepada penonton yang hadir menyaksikan konser musik merupakan satu  elemen penting keberhasilan sebuah pertunjukan. JFP merupakan penyelenggara pertunjukan musik terakbar di Tanah Air, Java Jazz. Awal bulan ini, Java Jazz baru saja menuntaskan pertunjukan  yang kedelapan kali. Animo penonton pun tak ubahnya penyelengaraan  tahun-tahun sebelumnya. Usai Java Jazz, masih ada beberapa event musik yang akan ditangani  promotor musik tersebut. Satu diantaranya adalah festival musik cadas  Java Rockinland. “Tahun ini kami masih tetap menggelar event rutin,  setelah Java Jazz, kita masih punya Java Rockinland.” Pada tahun  lalu, JFP juga berhasil menggaet penyanyi tenor kenamaan asal Italia, Andrea Bocelli untuk menggelar pertunjukan di Indonesia. Pertunjukan yang digelar di ballroom salah satu hotel ternama kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) itu mampu menyihir penonton. Dari deretan bangku penonton, hadir sejumlah tamu seperti mantan  Presiden Megawati Soekarno Putri bersama suaminya Taufik Kiemas, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreaitif Mari Elka Pangestu –saat itu masih menjabat Menteri Perdagangan. Terkait hal tersebut, JFP dalam menata pertunjukannya mencoba menggaet  segmen-segmen tertentu. Ada segmen yang diperuntukan bagi masyarakat kelas atas, segmen bagi kelas menengah, termasuk menengah bawah. Dari sejumlah jadwal pertunjukan, musisi dunia yang akan menggelar konser di Indonesia masih antre sepanjang tahun ini. PT Prima Java Kreasi yang menaungi promotor musik Big Daddy Entertaiment Indonesia telah menghadirkan sedikitnya 5 musisi dunia di Indonesia dalam kurun waktu 4 bulan terakhir. Mereka sempat meboyong penyanyi Richard Marx, disusul grup band Simple Plan, penyanyi legendaris Rod Stewart, kuartet vokal Il Divo, dan terakhir Roxette. Big Daddy sempat memasukan nama Elton John dan Chris Brown dalam daftar konsernya, sayang keduanya batal hadir. Belakangan, Big Daddy mengumumkan penyanyi peraih 5 Grammy Awards, Stefani Joanne Angelina Germanotta alias Lady Gaga juga akan mampir ke Indonesia dalam rangkaian tur The Born This Way Ball. Presdir  Prima Java Kreasi Michael Rusli menuturkan Lady Gaga  akan menggelar konser di Jakarta pada 3 Juni 2012. Meski konser masih berlangsung 3 bulan ke depan, penjualan tiket konser tersebut sudah dimulai sejak 10 Maret lalu. Lady Gaga akan menghelat pertunjukannya di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Hampir tiga perempat kapasitas stadion akan digunakan untuk menampung ribuan penggemar penyanyi yang kerap dianggap kontroversial itu. Michael mengungkapkan konser Lady Gaga di Indonesia akan lebih megah dibandingkan dengan konser di Singapura maupun negara asia lainnya. Panitia menyiapkan tak kurang dari 40.000-45.000 tiket pertunjukan Lady Gaga. “Dari pooling yang kami lakukan sebelumnya, lebih dari 8.000 pemesanan kami terima dalam waktu sekitar 2 jam,” ungkapnya. Hingga Sabtu pekan lalu, pihak Big Daddy memperkirakan 70% tiket telah ludes terjual. Kelas paling diburu penonton yakni tribun 3 yang sengaja disiapkan bagi penggemar wanita dengan harga tiket sebesar Rp1,25 juta. Akhir Maret ini, pecinta musik R&B juga akan kedatangan grup musik legendaris lainnya, Earth, Wind & Fire,  asal Chicago Amerika Serikat. Grup musik yang telah berkarir selama 40 tahun itu didatangkan oleh Original Production. Konser mereka akan dilakukan pada 28 Maret 2012 Tennis Indoor Senayan Jakarta. Pada 8 April, diva era 1980-an Olivia Newton John akan menggelar konser nostalgia di Grand Ballroom Hotel Mulia, Jakarta. Pada bulan yang sama grup musik rock  asal Inggris  Yes,  juga akan tampil Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place Juni  2012 akan menjadi surga bagi penggemar musik Tanah Air. Tak jauh dari jadwal Lady Gaga manggung di Senayan, boysband yang berjaya di era 80-an dan 90-an, New Kids On The Block (NKOTB) dan Backstreet Boys (BSB) akan menyambangi Indonesia. Mereka diusung oleh Berlian Entertaiment, promotor musik yang digawangi oleh Dino Hamid. Konser dua boysband yang paling digandrungi remaja di jamannya ini akan dilangsungkan di Mata Elang International Stadium (MEIS) Ancol pada 1 Juni 2012. Penjualan tiket NKOTBSB telah dilakukan mulai Desember tahun lalu. Membentuk harga Pengamat musik Denny Sakrie membenarkan  menjamurnya promotor-promotor baru  mempengaruhi fenomena membanjirnya penyanyi asing ke bumi Khatulistiwa. Sistematika untuk membawa seorang artis mancanegara ke Indonesia dilakukan layaknya sebuah pelelangan. Promotor yang mampu memberikan harga tinggi bisa dipilih oleh agen dari artis yang bersangkutan. “Promotor yang baru ini berani memberikan harga yang tinggi,” tutur Denny seraya menambahkan imbas dari berhasilnya ‘lelang’ yang dilakukan oleh promotor tadi adalah  melambungnya harga tiket masuk (HTM). Denny mencontohkan band lawas asal  Inggris Yes yang akan konser di Ritz Carlton April mendatang.  Harga tiket untuk early bird yang paling murah semula sekitar Rp750.000 kini sudah mencapai Rp1,5juta. “Selain harga tiket yang melambung, promotor-promotor baru ini pun akan membentuk harga baru dari sebuah konser,” paparnya. Dengan terbentuknya harga tadi, lanjutnya, mempersulit promotor senior untuk mengubah harga tersebut. Meski harga tiket  melambung tinggi, tetapi ada saja penonton yang membeli tiket konser tersebut. Denny menyebutnya sebagai penonton yang sudah memiliki skala prioritas. “Seperti konser Yes itu, biar mahal tapi kapan lagi mereka konser di Indonesia,” Promotor sekarang  memang memiliki cara sendiri untuk melihat sebuah pasar. Ketika zaman kaset dan CD masih banyak diminati, mereka  mendatangi label-label besar untuk melihat data artis yang memiliki angka penjualan yang cukup tinggi. Tapi kini di era digital, promotor bisa melihat jumlah pengunjung situs youtube resmi sebuah band atau membuat wishlist di media sosial. Selain promotor yang semakin banyak, penonton Indonesia pun cenderung memiliki respon yang bagus dan hangat terhadap artis asing yang mengadakan konser di Tanah Air. Euforia penonton itulah yang membuat  artis papan atas dunia terus berdatangan. Seperti  kata Dave Koz ketika tampil  di Java Jazz Festival 2012, Indonesia sekarang merupkan  rumah keduanya.(jibi/bisnis/yri)