[caption id="attachment_156540" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi (web)"][/caption] Karinding Attack (Karat), grup musik metal yang menggunakan alat musik tradisional karinding, semalam (13/3) menggelar konser tunggal pertama bertajuk “Gerbang Kerajaan Serigala”, di teater tertutup, Dago Tea House, Bandung. Konser tersebut berhasil memukau ratusan penonton. Karat menyanyikan lagu-lagu ciptaan mereka sendiri seperti “Dandangos Bagong”, dan “Wasit Kehed”. Tak lupa Karat juga mempersilahkan anak-anak yang belajar musik karinding untuk naik ke atas panggung. Bersama mereka, Karat menyanyikan lagu “Nu Ngora Nu Nyekel Kontrol” dan “Lapar Ma!”. Karat dan anak-anak kelas karinding tampil menggunakan pakaian serba hitam, beberapa dari mereka menggunakan ikat kepala khas Sunda. Begitu juga dengan penonton, banyak yang menggunakan pakaian hitam dan ikat kepala khas Sunda. Penonton sangat terhibur ketika lagu “Lapar Ma!” dinyanyikan di atas panggung. Sesekali gelak tawa terdengar dari bangku penonton. Apalagi di layar besar yang menjadi background panggung ditayangkan video orang yang sedang mengunyah makanan. Video tersebut tampak sedikit menjijikan. Anak-anak kelas karinding tampak bersemangat berkolaborasi dengan Karat. Penonton juga sangat antusias ikut bernyanyi, mengikuti lirik lagu yang sedang dibawakan di atas panggung. Setelah berkolaborasi dengan anak-anak kelas karinding, Man Jasad (karinding, vokal) mempersilahkan grup Paperback naik ke atas panggung. Sembilan personal Karat membawakan lagu “Because-Kelas Rakyat” bersama dengan grup Paperback. Dalam konser tersebut, Karat juga tak lupa pada orang-orang yang telah berjasa membesarkan namanya. Karat memanggil Abah Olot, yang mengajarkan musik karinding pada personil Karat, dan beberapa orang lain untuk naik ke atas panggung dan menerima plakat sebagai tanda penghargaan. Konser tersebut juga sekaligus sebagai peringatan ulang tahun Karat yang ketiga yang jatuh pada 12 Maret lalu. Sebuah kue ulang tahun dibawa ke atas panggung. Penonton diajak memainkan alat musik karinding bersama-sama sambil menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”. Kimung menyerahkan potongan kue pertama pada Abah Olot. Setelah acara potong kue, Karat kembali berkolaborasi. Kali ini bersama Gabungan Aki-aki Sunda, mereka menyanyikan lagu “Ririwa Dimana-mana”. Penonton menyambut dengan tepukan meriah usai kolaborasi tersebut. (k60) Lagu andalan “Gerbang Kerajaan Serigala” pun dinyanyikan. Suara auman serigala terdengar membuat suasana makin mencekam. Setelah lagu tersebut, Karat menyanyikan lagu “Maaf!”. “Pernah kami diminta masuk partai, namun maaf kami tidak tertarik pada politik kekuasaan, “ ujar Man di atas panggung. Setelah itu lagu “Maaf !” menggema. Layar di belakang panggung menampilkan kata “Maaf!” dengan huruf merah kapital, seakan memberi kesan untuk menegaskan bahwa personil Karat memang tidak tertarik pada dunia politik. Suasana yang agak berbeda, yaitu nuansa Sunda yang kental muncul ketika sinden Sri Rejeki tampil di atas panggung dengan pakaian putih yang kontras dengan pakaian yang digunakan personil Karat. Karat dan Sri Rejeki berkolaborasi membawakan lagu “Kembang Tanjung Panineungan”. Dengan latar belakang panggung bergambar gelembung-gelembung air membawa nuansa sejuk dalam ruang konser yang sebelumnya bernuansa gelap dan metal. “Semoga musik bambu tidak hanya diapresiasi oleh orangtua saja, tapi anak muda juga, musik bambu bukan cuma angklung, bukan cuma calung, “ tutur Man sebelum menyanyikan lagu terakhir. Kemunculan Risa Saraswati di atas panggung menggunakan gaun hitam yang anggun, disambut tepukan sangat meriah dari penonton. Lagu “We Are The World” yang dinyanyikan bersama-sama oleh Risa, personil Karat, dan penonton menjadi penutup konser malam itu.(k60/yri)
KARINDING ATTACK, lantunkan nada-nada kritik sosial khas Sunda
[caption id=attachment_156540 align=alignleft width=300 caption=ilustrasi (web)][/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

30 menit yang lalu