[caption id="attachment_154192" align="alignleft" width="300" caption="ilustrasi (reuters)"][/caption] 50 tahun setelah para dokter terkemuka mengeluarkan peringatan pertama tentang bahaya rokok, lebih dari 20% warga Inggris tetap merokok – dan kecuali jika mereka berhenti, setengah dari mereka akan meninggal akibat kebiasaan itu, para ahli kesehatan mengatakan demikian pada Selasa lalu, seperti dikutip dari Reuters. Merokok telah menewaskan lebih dari 6 juta orang di Britania sejak 1962, ketika Royal College of Physicians (RCP), sebuah institusi kesehatan di Inggris, menerbitkan sebuah laporan tentang risiko kesehatan dari tembakau. Dalam sebuah laporan terbaru dalam rangka peringatan hari jadi RCP, RCP mengatakan tingkat merokok telah turun secara substansial di Inggris dalam 50 tahun terakhir, dan setidaknya 360.000 kematian akibat merokok telah dicegah seiring dengan orang mulai menerima saran kesehatan dan berhenti merokok. Namun rokok masih tetap menjadi pembunuh terbesar di Inggris, kata kepala penasihat kelompok tembakau RCP John Britton, dan sekitar 10 juta orang tetap ketagihan. "Para perokok melakukannya karena teradiksi dengan nikotin yang biasanya sudah tumbuh sebelum menginjak usia dewasa. Terdapat banyak cara yang harus dan bisa dilakukan untuk mencegah kematian, penyakit, dan kesengsaraan manusia yang disebabkan oleh merokok,”katanya. Jika mereka tidak berhenti, separuh dari semua perokok akan meninggal karena kebiasaan buruk itu, yang mana RCP katakan bahwa setara dengan kerugian seratus juta tahun hidup di Inggris. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan merokok sebagai “salah satu ancaman terbesar untuk kesehatan masyarakat dunia yang pernah dihadapi.” Merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, yang sering menyebabkan hal fatal, dan penyakit pernapasan kronos lainnya dan juga faktor risiko utama dari penyakit jantung, pembunuh nomor satu di dunia. WHO memerkirakan merokok bisa membunuh 8 juta orang setiap tahun pada 2030 jika pemerintah tidak mengambil langkah nyata untuk menolong para perokok berhenti. Laporan RCP pada 1962 “merokok dan kesehatan” adalah pertama kalinya para dokter senior di Inggris menggambarkan hubungan kausal antara merokok dengan kanker paru-paru, dan jumlah penyakit lainnya. Kesimpulannya adalah “rokok adalah penyebab kanker paru-paru dan bronchitis, dan mungkin menyumbang pula terhadap perkembangan penyakit jantung koroner dan berbagai penyakit lainnya yang kurang umum” dan “angka kematian karena penyakit-penyakit itu sering dikaitkan dengan merokok.” Dua tahun kemudian di Amerika Serikat, kantor Surgeon General mengeluarkan laporannya pada 1964 yang juga mengingatkan untuk pertama kalinya bahwa “rokok berkaitan dengan kanker paru-paru” dan bahwa “risiko perkembangan kanker paru-paru meningkat seiring durasi merokok dan jumlah rokok yang dihisap per harinya.” Di Inggris, terdapat beberapa perubahan kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi beban tembakau – yang berkaitan dengan kematian dan penyakit, termasuk larangan merokok di tempat umum, larangan iklan dan sponsor dari tembakau, kenaikan harga rokok, pertumbuhan dari penghentian layanan merokok dan pembatasan penjualan rokok pada anak-anak. RCP mengatakan meski preubahan-perubahan itu sudah membuat perbedaan, masih banyak hal yang harus dilakukan. Britton menyerukan untuk pajak tembakau agar lebih tinggi, mencatat bahwa meskipun rokok sudah memiliki pajak yang besar, tetap saja harganya masih terjangkau 50% dibanding pada 1965. Dia mengatakan pemerintah seharusnya juga memperluas kebijakan bebas rokok untuk di taman dan area publik lainnya, dan memberikan perlindungan bagi anak untuk melawan asap rokok di mobil dan rumah. Dia juga menyerukan untuk kemasan rokok polos untuk menghapus merek. Australia tengah bersiap menjadi negara pertama yang mengenalkan kemasan rokok polos di produk tembakau pada akhir 2012. Bungkusnya akan menampilkan gambar peringatan kesehatan dan membuang logo dan warna yang menarik, yang terutama menarik perhatian anak muda. Perusahaan tembakau terbesar di dunia, Philip Morris International, British American Tobacco dna Imperial Tobacco tengan berjuang untuk melawan di pengadilan tinggi Australia. (Reuters/K29/yri)
ROKOK masih jadi pembunuh nomor 1 di Inggris
[caption id=attachment_154192 align=alignleft width=300 caption=ilustrasi (reuters)][/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

6 jam yang lalu
Erajaya Eyes Earnings Rebound with iPhone 16 Sales
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
