Kabar umum (10/2): Situs Gunung Padang merupakan sebaran struktur punden berundak dunia

webBANDUNG (bisnis-jabar.com): Rangkuman berita umum dari media massa yang beredar di Bandung hari ini yaitu situs Gunung Padang di Cianjur merupakan penyebaran bangunan punden berundak dari Kepulauan Mandagaskar hingga Atlantik, ITB menerima ribuan mahasiswa baru, dan industri sepati Cibaduyut yang terpukul perdagangan bebas. Berikut rangkuman berita selengkapnya. SITUS GUNUNG PADANG: Situs megalitik Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kec. Campak Kab. Cianjur, merupakan punden berundak yang merupakan bagian penyebaran dari Kepulauan Mandagaskar hingga Atlantik. Hingga saat ini sudah tiga belas teras yang berhasil diidentifikasi dan baru lima teras utama terpublikasikan. Ditegaskan pakar arkeologi dari Balai Arkeologi Bandung (Balar Bandung),Lutfi Yondri, untuk memutuskan bahwa Gunung Padang sebagai sebuah bangunan piramid harus memenuhi sejumlah kriteria atau ciri-ciri khusus. “Di antara ciri yang sangat khas adalah bentuk ujungnya krucut dan berbentuk triangle, sementara Gunung Padang tidak berbentuk kerucut ataupun triangle tapi punden berundak,” ujar Lutfi dalam keterangan persnya didampingi Pon Purajatnika, pakar arsitektur yang juga peneliti Gunung Padang, Kadisparbud Jabar, Nunung Sobari, Kadisparbud Kab. Cianjur Himam Haris, dan Kasie Pemeliharaan Balai Pengelolaan Kepurbakalaan Sejarah dan Nilai Tradisional, Romlah Rustandi, bertempat di Lobby Teater Tertutup Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, Kamis (9/2). Gunung Padang yang diperkirakan berusia 2500 hingga1500 SM (sebelum masehi) masa megalitik dengan bentuk berupa punden berundak seperti kebanyakan temuan arkeolog sepanjang Kepulauan Mandagaskar hingga Atlantik. “Hingga kini yang sudah terpublikasikan baru lima teras, padahal selama kami melakukan penelitian sejak 2009 hingga Sepetember (2011) sudah mengidentifikasi tigabelas teras lainnya,” ujar Lutfi. Meski hingga Sepetember (2011) sudah melakukan ekspedisi enam kali dan dalam waktu dekat akan kembali melakukan ekspedisi lanjutan, keberadaan Gunung Padang belum sepenuhnya terkuak. “Data-data yang kami kumpulkan maupun yang dihasilkan Tim Bencana Katastropik Purba dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam belum dapat dijadikan kesimpulan akhir, penelitian masih panjang,” ujar Lutfi.(Pikiran Rakyat) PENERIMAAN MAHASIWA: Institut Teknologi Bandung (ITB) siap menerima 3.355 mahasiswa melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2012, baik melalui jalur undangan ataupun tertulis. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Kadarsyah mengatakan, jumlah mahasiswa yang diterima di kampus tersebut tahun ini mengalami penambahan. “Ya, memang tahun ini ada penambahan karena ada program studi (prodi) baru yaitu rekayasa kehutanan dan rekayasa pertanian. Masing-masing prodi kuotanya sebanyak 60 orang, tapi ada juga prodi yang mengurangi kuota mahasiswanya,” katanya kemarin. Sejak tahun lalu, ITB tidak lagi menerima mahasiswa melalui jalur mandiri. Semua mahasiswa yang masuk ke berbagai fakultas dan jurusan ITB, kata Kadarsyah, melalui SNMPTN, baik itu jalur un-dangan maupun tertulis. Dengan komposisi, jumlah mahasiswa sebanyak 60% berasal dari jalur undangan dan 40% berasal dari ujian tulis. “Itu untuk semua fakultas dan sekolah,namun untuk fakultas seni rupa dan desain berbeda komposisi jumlah mahasiswanya, 20% dari jalur undangan dan 80% dari jalur ujian tertulis,”tuturnya. Sejumlah perguruan tinggi negeri di Bandung juga telah menetapkan kuota, seperti Unpad dan UPI. Untuk tahun ini,Unpad menerima sebanyak 60,97% atau 4.812 mahasiswa dari jalur SNMPTN dan 39,03% atau 2.504 mahasiswa dari jalur mandiri. Sementara UPI menerima mahasiswa sebanyak 8.341 orang. Yang diterima melalui jalur SNMPTN sebanyak 3.370 orang dan jalur mandiri sebanyak 2.337 orang.Tidak hanya dua jalur tersebut, UPI juga menerima mahasiswa dari jalur lain dual mode sebanyak 1.495 orang, kerja sama 24 orang, dan pendidikan profesi 115 orang.(Sindo Jabar) SEPATU CIBADUYUT: Perdagangan bebas yang mulai diberlakukan pada awal tahun 2010 cukup berdampak bagi para pelaku usaha kecil di Jawa Barat. Diberlakukannya perdagangan bebas menyebabkan persaingan produk usaha kecil menengah (UKM) pun semakin ketat. Apalagi produk impor yang cenderung lebih murah, membanjiri pasar dalam negeri, sehingga tidak heran banyak pelaku UMKM yang terpuruk. Imbas perdagangan bebas pun sangat dirasakan oleh para perajin sepatu di sentra sepatu Cibaduyut. Banyak perajin yang terpukul dan beralih profesi ke sektor lainnya. Kontan saja kondisi tersebut membuat aktivitas produksi pun turun, apalagi banyak tenaga kerja yang ahli di bidang persepatuan beralih profesi ke bidang lain. Kondisi tersebut memang sangat berdampak pada produksi, karena para perajin banyak yang kehilangan tenaga kerja andal. Saat ini para perajin sepatu mengeluh karena tenaga kerja terampil pertukangan sepatu sulit didapat. Sementara di sisi lain permintaan terhadap sepatu cukup tinggi dan membuat para perajin kewalahan. Tidak heran banyak permintaan yang terabaikan, karena perajin tidak bisa memenuhi permintaan. "Memang saat ini yang paling dikeluhkan para perajin adalah masalah tenaga kerja. Saat ini tenaga kerja pertukangan sepatu sangat kurang. Hal itu sebagai dampak dari perdagangan bebas beberapa waktu lalu," jelas Ruly, salah seorang perajin sepatu cibaduyut.(Galamedia)