[caption id="attachment_140567" align="alignleft" width="300" caption="bisnis-jabar.com"][/caption] Oleh: Agne Yasa BANDUNG (bisnis-jabar.com): Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB menunjukkan salah satu inovasi dalam bentuk karya purifikasi (teknologi pemurnian air) untuk Sungai Cikapundung yang ditampilkan dalam Maket Wetland di Acara ITB Fair 2012 pada Minggu (5/2) di Jalan Ganesha Bandung. Aranti Adriarani, mahasiswa Teknik Lingkungan ITB yang menjadi pemandu stand menjelaskan maket wetland terinspirasi dari sifat air yang dapat mempurifikasi. “Air dapat mempurifikasi yaitu mengembalikan dirinya seperti awal lagi,” ujar Aranti. Purifikasi Sungai Cikapundung dengan Aerasi dan Wetland ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh Mahasiswa Teknik Lingkungan ITB yang terdiri dari 5 orang yaitu, Richita Eti Andari Favor, Dian Christy Dyestiana, Jamal Syakir, Aninda Dewi Hindrawati dan Dianuari Kusumawardani dengan pembimbing Idris Maxdoni Kamil. Aranti menjelaskan, aerasi adalah pengaliran udara ke dalam air untuk meningkatkan kandungan oksigen dengan memancarkan air atau melewatkan gelembung udara ke dalam air. Wetland dirancang dengan atap transparan dengan tanaman (kana dan papyrus), terbagi ke beberapa segmen, yaitu kerikil di bagian atas, tanah, pipa inlet (aerator) ijuk, kerikil dan batu. Sistem pengolahannya sendiri, air diambil dengan dipompa, ditampung di toren, melalui wetland yang sudah terbagi menjadi beberapa segmen. "tanaman juga berfungsi untuk mengurangi kandungan kimia seperti fosfat dan nitrogen," kata Aranti. Hasilnya jika dilihat kasat mata saja, air menjadi lebih jernih dibandingkan sebelumnya. Untuk mengukur kandungan zat kimia juga menggunakan beberapa parameter. “Karena ditujukan untuk Sungai Cikapundung , yang banyak keluaran dari limbah domestik yang mengandung fosfat dan nitrogen, dan mempengaruhi kandungan oksigen. Maka digunakan papyrus dan kana yang bisa menurunkan fosfat dan nitrogen, jika mau menurunkan kandungan logam dengan menggunakan kacang kedelai, jadi bisa modifikasi tanamannya,” jelas Aranti. Purifikasi Sungai Cikapundung dengan Aerasi dan Wetland ini telah menjuarai kompetisi yang diadakan Tanoto Foundation. Yayasan yang memberikan dana-dana untuk inovasi mahasiswa yang diadakan dari pertengahan 2011 sampai pengumuman pemenangnya pada akhir 2011. Ketua Proyek, Richita Eti Andari Favor mengatakan proyek ini telah dicoba di Sungai Cikapundung dengan luas 3x4 meter. Prosesnya juga melalui beberapa tahapan, yaitu penelitian uji lab, mengambil sampel air untuk mengetahui kandungan polutan, mendesain aerator dan wetland, sampai tahap konstruksi dan eksekusi. “Efektifnya sekitar 3 sampai 4 bulan mulai dari Agustus sampai Oktober 2011,” kata Richita saat dihubungi bisnis-jabar.com. Untuk proyek purifikasi ini sendiri menghabiskan dana Rp 9.264.000 ribu, sudah termasuk dengan sewa lahan warga. Harapan ke depannya, alat ini dapat dimodifikasi agar debit air keluarannya jadi continue atau berkelanjutan. Richita mengatakan, “Karya ini masih dalam tahap penelitian, belum sempurna, perlu retreatment dan pengolahan lumpur juga, tidak bisa berdiri sendiri. Jika ingin benar-benar direalisasikan di sepanjang Sungai Cikapundung membutuhkan biaya yang besar sekitar Rp 2-3 miliar, saat ini belum ada investor,” ujarnya.(fsi)
Mahasiswa ITB buat alat penjernih air Cikapundung
[caption id=attachment_140567 align=alignleft width=300 caption=bisnis-jabar.com][/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

1 jam yang lalu
Analysts Neutral on PGAS Amid Muted Outlook, Margin Risks

2 jam yang lalu
Raja Ampat Case: Nickel Stocks ANTM, INCO, MBMA, HRUM Slip
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
