Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PIRAMIDA SADAHURIP: Ahli geologi kritisi Tim Katastropi Andi Arief

(web) BANDUNG (bisnis-jabar.com): Keseriusan Staf Khusus Presiden Andi Arief yang membentuk Tim Katastropi Bencana untuk membuktikan keberadaan piramida di Gunung Sadahurip di Desa Sadahurip, Kabupaten Garut dikritisi sejumlah ahli geologi.
(web)
(web)

(web) BANDUNG (bisnis-jabar.com): Keseriusan Staf Khusus Presiden Andi Arief yang membentuk Tim Katastropi Bencana untuk membuktikan keberadaan piramida di Gunung Sadahurip di Desa Sadahurip, Kabupaten Garut dikritisi sejumlah ahli geologi. Sujatmiko,Sekjen Kelompok Riset Cekungan Bandung KRCB, mengatakan banyak ahli geologi meyakinkan fenomena piramida Gunung Sadahurip hanya gejala alam biasa. "Seorang staf ahli seenaknya saja bilang menemukan piramida," katanya dalam sebuah acara di Bandung hari ini. Peneliti Balai Arkeologi Bandung Lutfhi Yondri yang sudah melakukan penelitian ke situs Lalakon, Padang dan Sadahurip, menilai penting untuk menemukan artefak di sana. "Tanpa artefak,kami tidak akan mengetahui situs tersebut lebih lanjut," katanya pada seminar Geologi dan Arkeologi Gunung Purba di Jawa Barat; Studi Kasus G.Lalakon,G.Padang dan G.Sadahurip di Auditorium Museum Geologi. Luthfi mengatakan hasil sementara pihaknya tidak menemukan indikasi struktur yang dibangun di masa lalu. Di Sadahurip, katanya, jika situs tersebut merupakan piramid tertinggi di dunia harus ada jejak teknologi manusia. Sutikno Bronto, ahli Geovulkanologis, menguatkan pendapat ilmuwan lain. Menurutnya, jika penggalian akan dilakukan di Sadahurip bisa berisiko. Menurut dia, pihaknya juga keseriusan Andi Arief dengan timnya yang bersikeras melakukan penelitian geologi. “Kami ingin mengetahui keseriusan Andi Arief melakukan penelitian geologi," katanya. Dia menilai uang yang dikucurkan untuk penelitian hanya akan menjadi bentuk pemborosan anggaran. Uang tersebut lebih baik diberikan pada warga yang masih membutuhkan. Ia mempertanyakan motif penemuan piramid ini. Dia menyatakan tidak ada jejak budaya di kawasan tersebut. "Sudah cukup kita malu dengan supertoy,blue energy. Jangan bikin anak cucu kita malu," tambahnya.(yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper