Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani ketela butuh sentuhan teknologi

GUNUNGKIDUL: Petani ketela pohon di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memerlukan sentuhan teknologi untuk menambah nilai jual produk.

GUNUNGKIDUL: Petani ketela pohon di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memerlukan sentuhan teknologi untuk menambah nilai jual produk. Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Ponjong, Kasno di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan petani selama ini belum banyak mengenal varietas ketela pohon yang baik dan bisa dikembangkan sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Menurut dia, petani selama ini mengenal ketela pohon sebagai tanaman yang kurang menjanjikan, sehingga mereka tidak fokus menanamnya. Ia mengatakan, ketela pohon yang petani tanam rata-rata merupakan komoditas yang memiliki masa panen tujuh hingga delapan bulan. “Masa panen yang cukup lama membuat petani malas mengembangkan tanaman ketela pohon. Petani umumnya menganggap ketela pohon sebagai tanaman sampingan,” katanya tadi. Menurutnya, ketela pohon yang ditanam selama ini terkesan asal ditanam atau tidak dikembangkan seperti tanaman lain. “Belum adanya sentuhan teknologi membuat petani menanam ketela seperti zaman nenek moyang. Selama ini belum muncul inovasi teknologi budi daya tanaman ketela,” kata dia Dia mengatakan, petani setempat berharap terdapat berbagai inovasi pengembangan tanaman ketela pohon, misalnya pengembangan varietas ketela. Ia mengatakan, petani berharap pemerintah maupun perguruan tinggi campur tangan memberikan pengetahuan tentang varietas ketela pohon. “Kami berharap ada pengenalan pola tanam ketela yang baik, pembibitan, varietas unggul, dan bagaimana menghasilkan panenan yang cepat,” katanya. Ia mengatakan, belum adanya pengembangan teknologi dan inovasi budi daya ketela membuat ketela dihargai murah. Harga satu kilogram ketela pohon yang dijual ke pengepul sebesar Rp500, sedangkan dalam bentuk gaplek atau ketela yang telah dikeringkan sebesar Rp2.000 per kg. Menurutnya, ketela pohon di Gunung Kidul selama ini lebih banyak diproduksi menjadi gaplek sebagai makanan ternak. Sebelumnya, Kepala Dinas Budi Daya Tanaman Pangan dan Hortikultura, Supriyadi mengatakan, Gunung Kidul saat ini mampu memproduksi sebanyak 950 ribu ton ketela pohon per tahun. Menurutnya, perhitungan produksi ketela pohon mendasarkan pada hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS). BPS menggunakan metode sampel untuk menghitung seluruh komoditas pertanian yang ada. (fsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper