Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLTU Suralaya meledak, listrik Jawa-Bali kehilangan pasokan 625 MW

JAKARTA (bisnis-jabar.com): Sistem kelistrikan di Jawa Bali kehilangan pasokan listrik sekitar 625 megawatt (MW) akibat terhentinya operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 1 Banten Suralaya atau yang lebih dikenal dengan PLTU Suralaya unit 8, pascaledakan yang terjadi pada Rabu (21/9) malam.

JAKARTA (bisnis-jabar.com): Sistem kelistrikan di Jawa Bali kehilangan pasokan listrik sekitar 625 megawatt (MW) akibat terhentinya operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 1 Banten Suralaya atau yang lebih dikenal dengan PLTU Suralaya unit 8, pascaledakan yang terjadi pada Rabu (21/9) malam. Direktur Operasi Jawa – Bali PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) I.G.A. Ngurah Adnyana mengungkapkan kebakaran dan ledakan tersebut berasal dari conveyor (kereta karet pengangkut batu bara) saat transit batu bara di gedung no 8. Namun demikian, jelasnya, terhentinya supplai listrik dari PLTU Suralaya yang sudah berproduksi sejak April 2011 itu diyakini tidak akan mengganggu pasokan listrik di wilayah Jawa Bali. “Kapasitas pembangkit listrik Jawa-Bali itu kan mencapai 24.600 MW, tetapi [listrik] yang siap beroperasi [daya mampu] 19.700 MW dan beban puncak 19.200 MW. Jadi masih ada cadangan dan tidak akan ada pemadaman dengan hilangnya 625 MW,” ujarnya, hari ini. Menurut dia, hingga kini tim PLN dan pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran dan ledakan di pembangkit listrik yang merupakan bagian proyek 10.000 MW tahap I itu. Sejauh ini, lanjutnya, ledakan tersebut diduga akibat motor penggerak belt conveyer yang sudah terlalu panas (over heat) atau memang karena terbakarnya batu bara yang diangkut oleh kereta tersebut. “Jenis batu baranya kan low rank coal [berkalori rendah], jadi mudah terbakar. Tapi ini [penyebab pastinya] masih diselidiki. Kita akan percepat pemulihannya karena operasional pembangkit itu bisa menghemat penggunaan BBM [bahan bakar minyak],” tutur Adnyana. Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN Bambang Dwiyanto mengungkapkan tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut. Namun, dua orang petugas pemeliharaan mengalami luka bakar. Untuk diketahui, proyek pembangkit itu dikerjakan oleh konsorsium China National Technical Import dan Export Corporation (CNTIC) sebagai kontraktor pelaksana, juga menggandeng PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor lokalnya. Sementara itu, kebutuhan batu bara hingga 8.000 ton per hari sebagai bahan bakar pembangkit yang lokasinya bersebelahan dengan PLTU Suralaya unit 1-7 itu dipasok oleh 6 perusahaan dengan volume kurang lebih 3 juta ton per tahun. Perusahaan pemasok itu terdiri dari tiga perusahaan dengan kontrak jangka panjang, yakni Konsorsium Arutmin dan Darma Henwa, PT Titan Mining Energi, dan PT Baramutiara Prima. Sementara itu, tiga pemasok lainnya berasal dari kontrak jangka pendek (spot), yakni PT Matahari Anugerah Perkasa, PT Mitra Unggul Abadi, dan PT PLN Batubara.(fsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper