Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Seleksi SDM & SDA unggulan ala Al-Zaytun

JAKARTA: Terlepas dari semua kontoversi yang ada, semua pihak harus secara sportif mengakui Pondok Pesantren Al-Zaytun di bawah tangan dingin Syech Abu Salam Panji Gumilang patut mendapat apresiasi.

JAKARTA: Terlepas dari semua kontoversi yang ada, semua pihak harus secara sportif mengakui Pondok Pesantren Al-Zaytun di bawah tangan dingin Syech Abu Salam Panji Gumilang patut mendapat apresiasi. Dua belas tahun yang lalu ketika ANTARA berkunjung ke lokasi itu, semua tampak gersang karena tanaman jati masih mempunyai tinggi rata-rata satu meter dan panas sangat menyengat manakala berjalan dari satu gedung ke gedung lain, namun saat ini kerindangan pohon menyelimuti seluruh areal Al-Zaytun. Kemampuan manajemen Syech untuk mengelola pesantren terbesar di Asia Tenggara tidak hanya tampak dari segi pendidikan, tetapi bagaimana menciptakan ekosistem kehidupan dan memadukan ekosistem pendidikan dengan ekosistem alam. Lahan 1.200 hektare yang dulu merupakan tanah gersang dalam waktu 10 tahun disulap menjadi sebuah kota pendidikan bersarana lengkap dengan daya dukung lingkungan yang kuat. Selain itu, tidak hanya sekedar mencipta tetapi bagaimana semua bisa bersinergi bersama ke arah yang lebih baik. Pola pendidikan yang terus mengikuti perkembangan teknologi dibarengi dengan benteng kekuatan iman melalui ilmu agama, sementara pengembangan lingkungan didukung sistem pemuliabiakan yang baik untuk mencetak tanaman dan ternak unggulan. Tidak kalah cerdiknya, suplai air yang selama ini menjadi kesulitan bagi pengembangan pertanian di daerah itu bisa diatasi dengan waduk buatan berkapasitas 10.441 meter kubik yang diberi nama Waduk Istisqo. Siklus air di Al-Zaytun merupakan kebalikan dari siklus air melalui hujan. Semua kebutuhan air untuk kehidupan sekitar 15.000 santri, guru dan karyawan diambil dari air tanah tetapi usai digunakan, disalurkan melalui irigasi sederhana sepanjang tiga kilometer. Saluran itu sengaja ditanami eceng gondok sebagai filter setelah sampai di hulu air itu disedot ke atas untuk mengisi Waduk Istisqo Kita mengenal Shalat Istisqo sebagai shalat minta hujan tetapi makna mendalam dari itu adalah sebuah pelajaran bagaimana air hujan yang merupakan karunia Tuhan itu bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak terbuang percuma. Air waduk ini mampu memberikan kehidupan bagi tanaman budidaya dan tanaman hutan yang selama ini mendukung kehidupan tidak hanya manusia tetapi satwa-satwa liar. Satwa liar seperti burung kuntul atau bangau saat ini mencapai ribuan menghuni pepohonan di sekitar pondok pesantren yang diresmikan Presiden BJ Habibie Tahun 1999. Demikian juga muncul tanaman-tanaman baru tidak hanya sengaja didatangkan Syech dari berbagai penjuru dunia, tetapi ternyata benihnya dibawa burung ?burung liar. Burung pemakan buah rupanya juga ikut menelan biji-biji tanaman sehingga kotorannya yang mengandung biji menjadi cikal bakal banyaknya tanaman buah yang tumbuh di sekitar hutan. Saat ini setiap pagi bisa disaksikan ribuan burung kuntul atau bangau bertengger di pucuk pepohonan. Lalu semakin siang mereka akan pergi mencari makan dan kembali pada malam harinya. Seleksi Ada pepatah Jawa agar dalam mencari pasangan harus mengenal bibit bebet dan bobot, artinya harus ada seleksi sebelum menentukan pasangan hidup. Demikian juga strategi pengembangan ponpes yang sekarang dikait-kaitkan dengan organisasi Negara Islam Indonesia. Syech rupanya juga menseleksi makhluk hidup yang bisa masuk dalam ekosistem Al-Zaytun. Untuk calon santri bukan dilihat dari kedekatan dengan kader-kader NII, tetapi salah satunya adalah kemampuan menghafal jus ke-30 yaitu surat-surat wahyu ilahi yang diturunkan Allah di Kota Mekah melalui perantara Rasululllah SAW. Itu penting, karena anak-anak yang mampu menghafal jus 30 Al-Quran itu menunjukkan ada keinginan kuat dari sang anak untuk mendalami kitab suci umat Islam dan kedua ada nilai lebih dari orang tua yang telah mendorong anaknya belajar Al Quran. Dalam perjalanan pendidikan seleksi juga terus dilakukan karena bagi santri yang kurang mampu menangkap pelajaran akan digabungkan dengan siswa yang setara, demikian seterusnya sehingga ada grading santri mulai A, B, C dan D. Saat menerima kunjungan Menteri Agama Suryadharma Ali, Rabu (11/5, Syech menjelaskan bahwa dengan pola grading itu maka siswa yang mempunyai daya tangkap yang cepat tidak terhalang kemajuannya oleh siswa lain yang lambat menerima pelajaran. Ia juga menjelaskan, selain memadukan kurikulum dari kementerian agama dan kementerian pendidikan, santri juga dibekali ilmu kepemimpinan, jurnalistik, hak asasi manusia dan Piagam Madinah. Materi HAM dan Piagam Madinah itulah menjadi dasar pembentukan karakter santri yang toleran dan penyebar perdamaian. Moto sebagai pusat pengembangan budaya toleransi dan perdamaian, rupanya bukanlah hanya sekedar slogan Al-Zaytun karena dua prinsip itu selalu dibenamkan kepada santri dan hasilnya sudah bisa dirasakan orang tua santri yang melihat perubahan perilaku anak mereka yang lebih toleran dengan perbedaan dan menjauhkan budaya kekerasan untuk menyelesaikan masalah. Beni SP, salah seorang guru yang sebelumnya sering menjadi wasit sepak bola di berbagai kejuaraan antar pelajar mengungkapkan perbedaan saat menjadi wasit pada pertandingan antar santri di Al-Zaytun dengan pertandingan yang diikuiti pelajar lain. "Santri mampu mengonrol emosi dan selalu sportif menerima keputusan wasit. Penontonpun lebih beradab tanpa ada keluar kata-kata kotor yang biasanya ditujukan ke wasit pertandingan yang dianggap merugikan timnya," katanya lulusan STKIP Sumedang itu. Seleksi SDA Demikian juga seleksi potensi sumber daya alam (SDA) benar-benar dilakukan dengan teknik pemuliaan yang baik, bahkan sudah mampu mengadposi teknologi pemulabiakan seperti tehnik up grading, kawin suntik, embrio transfer serta kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman unggulan. Untuk tanaman Ponpes Al-Zaytun mempunyai ratusan koleksi tanaman unggulan yang dikumpulkan tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari mancanegara. Mulai dari Zaytun dan Tin dari Timur Tengah, kemudian tanaman hutan seperti gutaperca, eboni, ulin, merbau, jati emas, dan meranti. Ada pula tanaman hias mulai dari anggrek hitam dan anggrek bulan, berjenis-jenis beringin, sampai berbagai macam varietas adenium. Anas Abdilah, lulusan SMEA asal NTB, bertanggung jawab atas proses adaptasi tumbuhan baru di lokasi Al-Zaytun yang terkenal mempunyai temperature tinggi dan kelembaban rendah. Semua tanaman itu terus menjalani proses seleksi lalu hasilnya diperbanyak dalam tehnik kultur jaringan sehingga menghasilkan anakan yang secara genetik seragam dalam jumlah yang besar. Ir Nunung Nurjanah, lulusan IPB yang bertanggung jawab atas laboratorium kultur jaringan mengungkapkan, dari ribuan jati emas yang sudah berusaia belasan tahun hanya diperoleh lima pohon unggulan lalu dilakukan perbanyakan melalui kultur jaringan. Media kultur jaringan juga diproduksi sendiri tanpa tergantung dari luar. Tidak hanya itu, Nunung juga mengembangkan tehnik mikrobiologi untuk mempercepat pertumbuhan tanaman seperti mengembangkan enzim pelarut posphat dan zat-zat perangsang tumbuh. Latif (46), lulusan SMA haurgelis, yang mengepalai urusan pengembangan tanaman pangan, palawija dan sayuran di lahan seluas 100 hektar juga mengungkapkan, proses seleksi benih ditangani langsung Syech dan benih hasil seleksi terbukti berproduksi luar biasa. Ia mencontohkan kedele yang bisa berproduksi 4 ton per hektar setelah seleksi selama dua tahun, padi sampai 10 ton per hektar. dan semangka dengan berat rata-rata belasan kilogram per buah. Menurut Syech, tanaman padi di Amerika Serikat, Mesir dan Australia mampu menghasilkan rata-rata 10 ton per hektare, sementara Indonesia baru 5 ton per hektare sehingga varietas unggulan padi terus dikembangkan di Al-Zaytun. Kutut Lambang Pujadi yang mengepalai peternakan dengan 1.200 ekor sapi juga terus melakukan inovasi termasuk up grading sapi Ongol dengan Cross Limousin dan anak pada turunan ketiga sudah mendekati Cross Limuisne seperti mocong dan alis mer ah dan tidak lagi hitam seperti induknya. Ia berharap up grading itu mampu meningkatkan bobot ternak potong local sehingga menghasilkan daging lebih banyak. ?Setiap hari Al-Zaytun membutuhkan 500 daging sapi sehingga rata-rata dipotong tiga ekor sapi hasil penggemukan,? katanya yang sejak beberapa tahun terakhir melakukan kerja sama penggemukan sapi dengan warga sekitar melalui sistem bagi hasil. Menurut Syceh Panji Gumilang, apa yang dilakukan merupakan wujud karunia atas alam semesta dan segenap isinya yang harus dilestarikan agar dapat hidup berkelanjutan. ?Keanekaragaman hayati di Al-Zaytun ini sebagai upaya memelopori pemulihan alam dalam membangun Indonesia baru yang maju dan bermartabat,? kata Alumni Ponpes Gontor ini. Atas jasanya melakukan perubahan besar dalam transformasi kependidikan di Indonesia, putera bangsa kelahiran Gresik, 30 Juli 1946, itu telah dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa bidang Management, Education and Human Resources oleh IMCA (International Management Centres Association)-Revans University, sebuah universitas action learning yang berbasis di Buckingham, Inggris dan Amerika Serikat. Dia dinilai telah sukses mewujudkan ide baru dalam sebuah paradigma baru pendidikan Islam dengan dukungan pertanian terpadu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler