Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbarindo: NPL BPR berpeluang jadi 5%

BANDUNG: Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jabar memroyeksikan rasio non performing loan (NPL) BPR di provinsi itu pada 2011 bisa turun menjadi 5% asalkan pengelolaann lembaga keuangan itu semakin profesional.

BANDUNG: Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Jabar memroyeksikan rasio non performing loan (NPL) BPR di provinsi itu pada 2011 bisa turun menjadi 5% asalkan pengelolaann lembaga keuangan itu semakin profesional. Mahfud Fauzi, Wakil Ketua Perbarindo Jabar, mengatakan upaya BPR dalam menekan rasio NPL semakin baik di antaranya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). “Upaya ke arah sana sudah terlihat, tinggal sejauh mana komitmen pemegang saham dan direksi BPR untuk mempertahankan hal itu,” katanya kepada bisnisjabar.com, hari ini. Data bank Indonesia mencatat rasio NPL BPR di Jawa Barat per triwulan IV/2010 sebesar 7,28% atau lebih kecil dibandingkan periode yang sama 2010 sebesar 8,68%. Mahfud mengatakan ada dua hal yang menyebabkan rasio NPL turun, yaitu membaiknya kualitas kredit dan besarnya volume penyaluran pinjaman. Sepanjang 2010, penyaluran kredit BPR di Jabar tumbuh 20,10% menjadi Rp5,86 triliun. “NPL turun bukan berarti tidak ada ekspansi kredit baru. Justru, sebaliknya, pengelolaan pinjamannya  semakin bagus. Kami berharap tren penurunan NPL berlanjut pada tahun ini,” katanya. Dia mengatakan sebagian besar BPR di Jabar dalam kondisi prima, terlihat dari upaya penguatan modal dan peningkatan efisiensi kinerja. Bedasarkan data BI, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BPR per triwulan IV/2010 sebesar 85,5% atau lebih baik dibandingkan periode yang sama pada 2009 sebesar 87%. Mahfud mengatakan peningkatan efisiensi dan penguatan modal pada akhirnya akan meningkatkan daya saing BPR, termasuk dengan bank umum. “Dengan meningkatnya daya saing, diharapkan kepercayaan pelaku usaha untuk mengakses kredit ke BPR semakin meningkat,” ujarnya. Mahfud mengatakan penyebab lain menurunnya rasio NPL ialah keberhasilan merger sejumlah BPR, terutama milik pemerintah daerah. Rata-rata PD BPR yang sudah merger, lanjutnya, bisa berkinerja secara profesional, termasuk dalam mengelola pinjaman. Selain memacu penyaluran kredit, kata dia, BPR di Jabar juga terus melakukan ekspansi jaringan kantor untuk meningkatkan penetrasi pasar. Bank sentral mencatat jumlah kantor cabang BPR di Jabar per akhir Desember 2010 sebanyak 563 jaringan atau bertambah 18 unit kantor cabang baru selama satu tahun. Jumlah BPR di Jabar per triwulan IV/2010tercatat sebanyak 376 unit atau menyusut 25 unit apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 401 unit BPR.(asm)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper