Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SMS Alay merajalela!

Deden L 17 Subang

Dédéñ L 17 Subang , eemm.. qu orng.y b!aza z', sederhana lah, !ng!n nyari tmen wat curhat ce/c0', sxguz nyari pcar uga wkwkwkwkwkk.. lw pgen knal ma qu call/sms z' ea!! d'ant0z aah... (087726946xxx) LieZnA/NhA P 15. PuRwKrTa bRaT.. Q OrNG'y byZa Dja. V gmPnG MraH.. N Q PnYayNg N ToMbY.. Q mUu Cri TmN CwO.. OrG'y yG CwO bNgT.. Yg pNgN KnaL ma Q Cmz't Orr CaLL ZzZ Ea.. D'TnGgu.. (081909438xxx) Nah lur, gimana rasanya setelah baca tulisan pesan singkat di atas? Dijamin bikin kening berkerut alias lieur kan? Kata-katanya serba disingkat, dicampur huruf besar dan kecil, bahkan dimasukin juga angka, semuanya diletakkan sesuka hati. Belakangan, jika diperhatikan seksama sekitar kita, dan ditambah pengalaman menerima ribuan SMS yang masuk ke redaksi Hape Bandung selama ini, fenomena penulisan SMS tersebut kian merajalela saja di ruang publik. Setidaknya, dalam rubrik Eksis Atuh di tabloid kebanggaan dulur ini, kehadirannya sudah dominan. Mungkin, 30% pesan singkat yang masuk menggunakan gaya tersebut. Generasi di atasnya, terutama orang tua, perlu upaya ekstra memahaminya. Entah apa alasannya dan bagaimana sejarah awalnya, SMS dengan gaya bahasa tersebut kerap disebut gaya bahasa Alay. Kepanjangan dari Anak layangan/Alah Lebay/ Anak Layu atau Anak keLayapan (baca: Sejarah Alay). Dwi Widia (16), siswi kelas X SMKN 3 Bandung, yang juga salah seorang pengguna gaya bahasa tersebut, mengaku sering mengirim SMS dengan cara demikian karena dianggapnya sangat keren. Buat dia, bahasa alay mencerminkan kegaulan seseorang. Jika tidak menggunakan bahasa itu, dia bilang sering nggak enak terhadap teman-temannya. “Kalo make tulisan-tulisan itu kesannya keren aja. Lebih gaul,” ujarnya. Perempuan yang memiliki rambut sebahu ini menggunakan bahasa beginian bukan hanya di SMS. Tapi juga menerapkannya ketika update status di dua situs jejaring sosial yang digandrungi banyak orang, Facebook dan Twitter. Dwi mengaku tidak mengalami kesulitan saat menggunakan bahasa alay ini. Jari-jemarinya juga sudah terlatih memencet tombol-tombol ponsel ataupun papan ketik (keyboard) komputer. Menariknya, mereka yang menerima pesan atau melihat statusnya tidak kesulitan memahami karena telah terbentuk semacam kesepakatan sosial. “Kalau sudah terbiasa, pasti paham,” kata perempuan yang hobi menyanyi dan jalan-jalan ini. Dwi menggunakannya untuk menuliskan curahan hati, keinginan, bahkan namanya sendiri. Dia menyebutkan beberapa contoh penggunaan bahasa alay, seperti huruf ‘G’ diganti dengan angka ‘6’ dan huruf ‘A’ diganti angka ‘4’. Meski ’virus’ SMS alay kian merebak, faktanya ada sebagian masyarakat yang gelisah dengan penggunaan bahasa anak muda itu. Nuraeni Suwanda, salah seorang mahasiswi PTS di Bandung, mengaku dirinya gerah kalo menerima SMS alay. “Kadang-kadang [kata-katanya] ada huruf, kemudian ada angka. Kemudian huruf kapital terkadang terletak di tengah kata. Saya jadi pusing kalo baca SMS yang kayak begitu,” tutur perempuan berjilbab ini. Eka Kurnia Firmansyah, salah seorang dosen PTN di Bandung, mengaku sering menemukan tugas kuliah mahasiswa yang menggunakan bahasa gaul, padahal seharusnya tugas itu dikerjakan dengan ejaan baik dan benar (EYD). Tugas beraroma bahasa gaul biasanya tugas tulis tangan, seperti pengungkapan berulang ditulis angka ‘2’. “Memang jumlahnya tidak sebanyak SMP atau SMA, namun ada saja mahasiswa yang menggunakan bahasa itu. Atau kata ‘saja’ menjadi ‘aja’,” ungkapnya. Abu Sufyan, pengamat perkembangan bahasa dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung, menilai penggunaan bahasa alay sebenarnya merupakan ekspresi jiwa dari anak muda. Dia menilai hal itu sah-sah saja. Akan tetapi, dia khawatir jika tidak dibarengi dengan pengetahuan berbahasa yang baik, penggunaan bahasa ini akan semakin menjauhkan anak bangsa dari kecintaan terhadap bahasa. “Mereka tidak sadar, kalau menggunakan bahasa yang baik, artinya ikut meneruskan sejarah bangsa. Jika terus berbahasa alay, akan terjadi kealfaan dan cenderung menyepelekan bahasa nasional,” sambungnya. Karena hal sepele ini, tahun ini ribuan murid SMA tidak lulus ujian nasional karena nilainya jeblok di mata pelajaran bahasa Indonesia. “Bahasa layaknya fashion yang terus berkembang. Kini, identitas bahasa Indonesia sudah mulai hilang di remaja.” Dia bilang, berkembangnya bahasa alay-bahasa prokem yang bercampur aduk terutama di kalangan remaja, membuat sulit membedakan mana bahasa baku dan mana bahasa pergaulan. Alhasil, bahasa Indonesia tidak lagi digunakan sesuai maknanya. So, jelaslah sudah. Sebenarnya, sah dan bebas saja menggunakan bahasa SMS sesuai keinginan. Hanya saja perlu diperhatikan siapa yang jadi lawan bicara. Kalau ke sobat sih oke pake bahasa alay, tapi kalau ke ortu atau guru, ya jangan atuh, lur.... (Herdiyan) FENOMENA Sejarah Alay Dari mana datangnya istilah Alay? Tidak ada literatur resmi semacam kamus besar bahasa Indonesia, yang bisa menerangkan padanan ini. Akan tetapi, berdasarkan obrolan Hape Bandung dengan pelakunya, ada beberapa versi penjelasan. Konon, awalnya muncul di Jakarta sekitar tiga tahun ke belakang. Saat itu, program musik live di pagi hari mulai ramai ditayangkan di berbagai teve swasta nasional setelah sebelumnya acara seperti ini mati suri. Karena sempat vakum, pengelola acara kerap membayar penonton agar datang. Di sisi lain, setelah ratingnya bagus, teve lain ikut menggelar acara serupa. Alhasil, terjadi situasi teve kekurangan penonton. Akhirnya, banyak yang begitu selesai menonton konser musik di stasiun teve X, mereka pindah ke stasiun teve Y. Perpindahan cepat ini diumpamakan layang-layang. Inilah awal kemunculan istilah anak layang-layang (alay). Maknanya, kala itu, memang cenderung negatif. Pasalnya, para penonton bayaran ini ditenggarai kebanyakan remaja/pemuda putus sekolah sehingga mereka mungkin datang ke teve di pagi hari. Wah, tong diturutan, lur! Ada pula riwayat lain yang menyebutkan kepanjangannya sebagai Alah lebay, Anak Layu, atau Anak keLayapan. Ini juga lahir dari pemahaman yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Istilah terakhir menggambarkan remaja yg sok keren dalam berpakaian, bermusik, dst. Ada juga yang mengartikan harfiah yakni alay sebagai anak kampung, yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena kebanyakan main layangan. (**) CONTOH CARA PENULISAN ALAY KATA CARA MENULIS KATA CARA MENULIS Belum Lom, Lum,lomz Cakep Ckeppz Cape Cppe, Cpeg Ini Iniyh, Nc,nech Habis abizzz Ketawa xixixi, haghaghag,, wkowkowkwo Maaf Muv SMS ZMZ, XMX, MZ Rumah Humz, Hozz, Uz Tau Taw, Tawh, Tw Boleh Leh Sayang Saiank, Saiang, chaiank,taiankk Yang Iank/Iang, Eank/Eang Misalnya misalna, misal’a, misal.a Manis Maniezt, Manies Lucu Luthu, Uchul, Luchuw Keren Krenz, Krent, Kyeent Kamu Kamuh, Kamyu, Qmu, Kamuwh Kok KoQ, KuQ, Kog, Kug Nggak Gga, Gax, Gag, Gx Kurang Krang, Krank Masuk Suk, Mzuk, Mzug, Mzugg Baru Ru Sih Siech, Sieyh, Ciyh,cehh Ya/Iya : Yupz, Ia, Iupz, Yua, Ea, eeaaaa Sorry Cowwyy, Sowry,cowly yach Sempat S4 Makan Mumz, Mamz, mamam q tWo Aku tau tPhE qMo pLu tHwO tapi kamu perlu tau iN meYe heArD in my heart nPhA jDe gnE????????? mengapa jadi begini? KAMUS GAUL ALAY KATA ARTI Ababil ABG Labil Bagasi Bagus Baratayudha Berantem Boam Bodo amat Cdma Capek deh maless ahh! Cengli Adil Curcol Curhat Colongan Habsus Habis Hadijah Hati-hati di jalan juga Lemot Lemah otak Lola Loading lambat Metal Mellow total OMG! Oh My God! Sumber: Diolah berbagai sumber, 2010


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper