Bisnis.com, BANDUNG—Industri dan pelaku usaha garmen Jawa Barat yang banyak mengekspor ke Amerika Serikat saat ini tengah melakukan negosiasi dengan buyer di sana terkait ancaman kenaikan tarif impor Presiden Donald Trump.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Nining Yuliastiani mengatakan dari hasil pertemuan pihaknya dengan ratusan pengusaha garmen dan tekstil, harapan tarif impor ke Amerika Serikat turun masih mereka jaga. “Sampai hari ini memang masih berlaku tarif yang 10%,” katanya, Kamis (17/4/2025).
Jika menggunakan tarif repsripokal yang dikenal Trump, garmen dikenakan pajak impor 15%-17% plus 10% menjadi 25%-27%. Tarif baru ini dipastikan akan berdampak pada harga jual ke konsumen di Amerika.
“Oleh karena itu para pelaku usaha di Jawa Barat ini masih on call terhadap ekspor ke Amerika, karena masih negoisasi, buyer dari Amerika menginginkan harga ke konsumen tidak terlalu jauh,” tuturnya.
Menurutnya negoisasi antara produsen dengan buyer ini diharapkan pihaknya bisa mencapai kesepakatan yang tetap menguntungkan bagi kedua belah pihak.
“Kita berharap kesepakatan negoisasi pelaku usaha dan buyer Amerika ini bisa memberikan happy ending bahwa mereka tetap bisa ekspor ke Amerika dan kompetitif dengan negara-negara lain,” kata Nining.
Baca Juga
Nining menilai para pelaku usaha sejauh ini masih optimis dengan upaya negoisasi yang dilakukan para pengusaha maupun pemerintah meski tingkat keuntungan perusahaan akan berkurang. “Mereka masih optimis walaupun keuntungan usaha akan berkurang, tapi mereka tetap berharap ada insentif dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Para pelaku usaha garmen di Jabar menurutnya meminta Pemprov Jabar bisa menjadi fasilitator kebutuhan mereka dengan pemerintah pusat mengingat posisi ekonomi Jabar yang menyumbang 40-42% terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Kami mengusulkan pada kementerian untuk melakukan hal-hal yang perlu dilakukan seperti memberikan insentif, deregulasi kebijakan ekspor impor, kemudian melakukan percepatan menjalin komunikasi, negoisasi ke Amerika sehingga kita tahu persis skema perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak,” katanya.