Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Tarif Timbal Balik AS Bakal Tekan Kinerja Ekspor Jabar, APKB Beberkan Dampaknya

Pada Desember 2024, nilai ekspor Jawa Barat ke AS mencapai US$502,70 juta. Nilai ini berkontribusi 31,41% terhadap total ekspor Jawa Barat pada bulan tersebut.
Industri tekstil Jabar/Bisnis
Industri tekstil Jabar/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG—Kebijakan resiprokal atau tarif timbal balik yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump terhadap Indonesia diyakini akan menekan kinerja ekspor Jawa Barat. 

Terlebih, Amerika Serikat saat ini tercatat masih menjadi salah satu negara tujuan ekspor Jawa Barat terbesar.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kawasan Berikat (APKB) Iwa Koswara mengatakan bagi Jawa Barat memang kebijakan tiba-tiba dari Donald Trump ini akan sangat terasa. 

Jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Desember 2024, nilai ekspor Jawa Barat ke Amerika Serikat mencapai US$502,70 juta. Nilai ini berkontribusi 31,41% terhadap total ekspor Jawa Barat pada bulan tersebut. 

Menurutnya, jika hal ini tidak ditangani dengan baik, efek domino akan sangat terasa. Karena, Jawa Barat merupakan daerah dengan penyumbang kinerja ekspor terbesar bagi nasional. 

"Kita risikonya bakal nggak bisa berkompetisi lagi dengan Vietnam dan India misalkan, karena mereka seperti lebih siap," ungkapnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Selain itu, efek lain dari kebijakan tersebut bisa jadi akan mengganggu ekosistem bisnis industri domestik yang juga tidak menutup kemungkinan bisa berdampak pada masalah ketenagakerjaan.

Selain itu, ia juga mengakui barang-barang dari China saat ini sudah mulai berdatangan yang berisiko akan kembali membanjiri pasar domestik Indonesia. 

"Sudah mulai masuk. Hal ini harus diantisipasi oleh pemerintah dengan bersama pengusaha. Karena nggak bisa jalan sendiri-sendiri," jelasnya. 

Meski demikian, ia juga mengatakan kebijakan Trump ini juga malah berdampak pada mulai berdatangannya investor dari luar negeri untuk mendirikan pabrik di Indonesia. 

"Saya juga harus sampaikan ada plus minusnya, plusnya mereka datang ke sini untuk membuka usaha di sini," ungkapnya. 

Kemudian, ia juga menilai perlu adanya langkah dari Pemerintah dan asosiasi pengusaha untuk mencari market alternatif untuk menjaga nafas usaha di Jawa Barat. 

"Kita kan kemungkinan manufaktur akan tertekan, jadi harus coba cari lagi market yang potensial, seperti Afrika. Kalau enggak, repot kita nanti," jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper