Bisnis.com, MAJALENGKA - Presiden Prabowo Subianto menyebutkan produksi gabah kering giling (GKG) nasional sepanjang Januari hingga April 2025 mencapai 13,94 juta ton. Angka tersebut tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Pernyataan itu disampaikan dalam kegiatan Panen Raya Nasional yang digelar di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025).
“Ini bukan hanya keberhasilan teknis. Ini adalah keberhasilan moral, sosial, dan bukti nyata kekuatan rakyat Indonesia, terutama para petani,” ujar Prabowo dalam sambutannya di hadapan ratusan petani.
Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), potensi luas panen pada April 2025 mencapai 1,59 juta hektare. Dari angka tersebut, diperkirakan produksi mencapai 8,63 juta ton GKG atau setara dengan 4,97 juta ton beras.
Gabungan angka Januari hingga April menjadikan total produksi nasional berada di level tertinggi sejak 2018.
Prabowo menyebut para petani sebagai "pahlawan pangan" yang menjaga fondasi kedaulatan negara. “Tanpa pangan, tidak ada bangsa. Tanpa petani, tidak ada Indonesia,” tegasnya.
Baca Juga
Selain itu, Prabowomengungkapkan rasa puas karena selama Ramadan dan Idulfitri tahun ini, harga-harga pangan terpantau stabil dan terjangkau.
Menurutnya, stabilitas tersebut merupakan buah dari kerja sama lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat, daerah, aparat keamanan, hingga masyarakat desa.
“Banyak negara krisis pangan. Negara-negara besar sekalipun kekurangan telur. Tapi Indonesia justru ekspor. Ini hasil dari kebijakan yang masuk akal dan kerja keras rakyat,” tambahnya.
Data Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa 14 provinsi penghasil utama menyumbang 91,42% dari total produksi nasional bulan ini. Jawa Timur menempati posisi teratas sebagai penyumbang terbesar, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Sementara di luar Pulau Jawa, kontribusi terbesar datang dari Sulawesi Selatan, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat.
Presiden menyampaikan pemerintahannya tidak akan berhenti hanya pada panen raya. Ia menegaskan sejumlah program strategis akan terus diperluas, seperti pencetakan lahan sawah baru, penyederhanaan distribusi pupuk, peningkatan teknologi pertanian, hingga penguatan kelembagaan melalui koperasi desa.
“Saya ingin rakyat menikmati protein cukup, harga bahan pokok yang masuk akal, dan kehidupan desa yang produktif. Kita ingin ada gudang di tiap desa, cold storage, bahkan apotek dan truk pengangkut hasil tani. Petani harus sejahtera,” katanya dengan nada bersemangat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan, harga gabah di tingkat petani kini mencapai Rp6.500 per kilogram, naik signifikan dibanding tahun lalu. Ia juga menyoroti perubahan besar dalam mekanisme penyaluran pupuk.
“Dulu, distribusi pupuk memerlukan tanda tangan dari 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 bupati/wali kota. Sekarang cukup dengan Inpres, pupuk bisa langsung dari pabrik ke gapoktan,” ungkap Amran.
Ia juga mengungkapkan program pompanisasi yang dijalankan di masa krisis El Nino telah menyelamatkan produksi padi di Pulau Jawa.
"Kita mencatat peningkatan produksi 2,8 juta ton di Jawa saja. Dan untuk Januari hingga Maret, produksi naik hingga 52 persen dibanding tahun sebelumnya,” tambahnya.