Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gula Pasir di Cirebon Meroket, Pelaku Usaha Ikut Terpukul

Pada Maret 2025, harga gula pasir premium mencapai Rp18.750 per kilogram, naik dari Rp17.500 per kilogram pada tahun sebelumnya.
Pedagang mengemas gula pasir di Pasar Minggu, Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pedagang mengemas gula pasir di Pasar Minggu, Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, CIREBON - Harga gula pasir di Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan pada pekan pertama Ramadan 2025. Kenaikan ini mencakup gula pasir lokal dan premium yang berdampak pada konsumen dan pelaku usaha.

Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menunjukkan bahwa harga gula pasir di Kabupaten Cirebon telah mengalami kenaikan bertahap sejak awal 2024. 

Pada Januari 2024, harga gula pasir lokal berada di kisaran Rp17.750 per kilogram. Setelah Idulfitri 1445 H, harga tersebut naik menjadi Rp18.750 dan terus meningkat hingga mencapai Rp19.000 per kilogram pada Maret 2025.

Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada gula pasir lokal, tetapi juga pada gula pasir premium. Pada Maret 2025, harga gula pasir premium mencapai Rp18.750 per kilogram, naik dari Rp17.500 per kilogram pada tahun sebelumnya. 

Kenaikan harga gula pasir di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah penurunan produktivitas tebu, meskipun luas lahan pertanian tebu meningkat dari 3.064 hektare pada 2022 menjadi 3.450 hektare pada 2024. 

Produksi tebu justru mengalami penurunan, di mana pada 2023 hanya mencapai 16.421 ton, lebih rendah dibandingkan 20.555 ton pada 2022. Selain itu, keterlambatan impor gula juga turut berkontribusi terhadap kenaikan harga. 

Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menyebutkan stok gula menipis akibat proses importasi lambat serta produksi dalam negeri yang stagnan, yang masih berada di kisaran 2,3 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi gula nasional mencapai sekitar 3 juta ton. 

Faktor lain yang memperburuk kondisi ini adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang mencapai Rp16.200 per dolar. Hal ini berdampak pada meningkatnya biaya pengapalan gula impor, menyebabkan lonjakan biaya logistik serta kenaikan harga gula di pasar global, sehingga menghambat pengadaan gula impor.

Beberapa konsumen mengurangi jumlah pembelian gula pasir atau mencari alternatif pemanis lainnya. Pelaku usaha kecil, seperti produsen makanan dan minuman, turut merasakan dampaknya karena biaya produksi meningkat.

"Selama puasa ini kan saya berjualan takjil. Tahun ini juga harganya terpaksa dinaikkan karena bahan-bahan naik, salah satunya gula pasir," kata Abdul, penjual kolak di kawasan Weru Kabupaten Cirebon.

Masyarakat pun berharap pemerintah dan pihak terkait dapat melakukan berbagai upaya untuk menekan harga gula pasir di Kabupaten Cirebon dapat kembali stabil. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper