Bisnis.com, BANDUNG -- Jawa Barat pada November 2024 terjadi inflasi year-on-year (y-o-y) 1,67% atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,20 pada November 2023 menjadi 106,96 pada November 2024.
Sementara itu, tingkat inflasi m-to-m sebesar 0,24%, sedangkan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,29%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Darwis Sitorus mengatakan komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi y-on-y pada November 2024, antara lain emas perhiasan, beras, sigaret kretek mesin (SKM), kopi bubuk, minyak goreng, bawang merah, tomat, sigaret kretek tangan (SKT), nasi dengan lauk, sigaret putih mesin (SPM), bawang putih, kontrak rumah, akademi/perguruan tinggi, sekolah menengah atas dan rekreasi.
"Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi y-on-y, antara lain cabai merah, cabai rawit, bensin, bahan bakar rumah tangga, buncis, telepon seluler, air kemasan, daun bawang, ketimun, dan cabai hijau," jelasnya.
Sementara itu,ia menjelaskan komoditas yang dominan menyumbang inflasi m-to-m pada November 2024, antara lain: tomat, bawang merah, emas perhiasan, minyak goreng, daging ayam ras, kopi bubuk, es, ayam goreng, dan cumi-cumi. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: beras, cabai rawit, kentang, ketimun, jengkol, buah naga, daun bawang, buncis, dan telur ayam ras.
Inflasi pada November 2024 ini menurut dia terbilang lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi di bulan yang sama pada lima tahun terakhir.
Baca Juga
"Inflasi November 2024 ini juga menjadi yang terendah sepanjang tahun ini," jelasnya.
Kemudian, secara m-to-m, inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Bandung dengan 0,37%. Namun, secara y-on-y, inflasi tertinggi terjadi di Kota Depok dengan 1,90% dan terendah Kota Cirebon dengan 0,85%.