Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Debat Perdana Pilgub Jabar 2024, KPU Jabar Jelaskan Soal Durasi Waktu

KPU Jabar sukses menggelar debat pertama Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jabar 2024, di Gedung Graha Sanusi, Unpad, Kota Bandung.
Ketua KPU Jabar Ummi Wahyuni (kedua kiri)
Ketua KPU Jabar Ummi Wahyuni (kedua kiri)

Bisnis.com, BANDUNG--Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat sukses menggelar debat pertama Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Jabar 2024, di Gedung Graha Sanusi, Unpad, Kota Bandung pada Senin (11/11/2024) malam WIB. 

Ketua KPU Jabar Ummi Wahyuni mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung berlangsunya debat semalam.

“Alhamdulillah, debat yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2024 dengan pasangan dari provinsi berjalan dengan baik, menarik, dan sukses," katanya, Selasa (12/11/2024).

Ummi mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait teknis debat yang memang perlu ada perbaikan.

"Kami sangat memahami terkiat kendala teknis, ini menjadi perbaikan nanti untuk debat yang kedua dan ketiga," katanya.

Sementara itu, Koordinator Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Jabar Hedi Ardia menjawab soal kritik dan saran tentang teknis debat yang dinilai terlalu singkat, hanya 2 menit untuk menyampaikan visi-misi dan 45 detik untuk menjawab setiap pertanyaan.

"Untuk debat awal saja, setiap pasangan hanya diberikan 2 menit. Kemudian untuk pertanyaan yang diajukan moderator, jawabannya disingkat menjadi 45 detik. Total waktu debat tadi hampir 3 jam. Bisa dibayangkan jika kita menambah waktu lagi. Saat ini saja, waktu debat yang sudah dipersingkat masih mencapai hampir 3 jam. Itu salah satu poinnya," lanjutnya.

Menurut Hedi, durasi waktu yang diberikan pihak KPU Jabar sebetulnya sudah maksimal dengan 2 menit dan 45 detik setiap sesi.

"Mungkin bisa diubah, tapi kita perlu mempertimbangkan tingkat konsentrasi penonton. Terlalu lama bisa membuat mereka bosan. Jadi, sebaiknya kita pertahankan durasi sekarang," jelasnya.

Hedi mengaku akan meminta masukan dari tim perumus dan pihak-pihak lain tentang apa saja yang harus diperbaiki pada debat kedua yang akan digelar di Cirebon.

"Tadi saya juga dapat pesan dari tim perumus bahwa kita berhasil menghindari topik yang tidak diinginkan, misalnya tentang harta pribadi, yang bisa mengundang perdebatan di luar konteks tema. Kita sengaja menyesuaikan format tanya-jawab antar pasangan dengan tema yang ditentukan," tandasnya.

Diakui oleh seluruh paslon Pilgub Jabar, jika debat pertama ini berjalan lancar dan memuaskan. Seperti yang diutarakan oleh paslon nomor urut satu, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina, semalam.

"Saya sangat menikmati suasana debat pada hari ini, karena kekeluargaan yang ditimbulkan oleh empat pasangan menunjukkan betapa bahwa ini bukan perlawanan atau konflik, tetapi bagaimana menawarkan program-program yang akan ditempuh dalam 5 tahun ke depan," ujar Acep Adang.

Begitu juga yang dirasakan paslon nomor urut dua, Jeje-Ronald. Kendati perlu ada evaluasi terkait waktu yang dinilai terlalu singkat.

"Menurut saya perlu dievaluasi kembali ya, agar baik durasi atau polanya, semuanya bisa muncul. Kan debat ini menjadi referensi masyarakat Jabar untuk memilih ya, sehingga tentu baik formatnya, baik waktunya, sehingga kami pada tahun ini bisa mengekspresikan semua konsep pembangunan sehingga rakyat menjadi jelas," katanya.

Senada, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie menyatakan jika penampilan mereka pada debat pertama harus pintar-pintar mengatur ritme agar semua gagasan dapat tersampaikan.

"Ya, memang waktu yang diberikan sangat sempit, 45 detik. Tapi Alhamdulillah semua bisa dilaksanakan, dan semua pesan saya kira sudah tersampaikan," katanya.

Sementara itu, pasangan calon nomor urut empat, Dedi Mulyadi-Erwan menilai jika dalam debat tadi, pertanyaan yang diberikan lebih banyak menyasar hal teknis yang biasa dikerjakan oleh dinas-dinas di pemerintahan.

"Sangat teknis, dan itu sesungguhnya jawaban itu yang biasa dikerjakan oleh para kerja teknis pemerintah, karena tugas pemimpin itu adalah mengetahui seluruh persoalan secara utuh, sehingga bisa mengaplikasikan dalam kebijakan-kebijakan kepada masyarakat melalui perangkat pemerintah Provinsi," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper