Bisnis.com, BANDUNG— Gelaran Info Franchise & Business Concept (IFBC) kembali digelar di Kota Bandung, dengan target mampu menyerap Rp1 triliun nilai investasi dalam tiga hari penyelenggaraan.
Ketua Pelaksana IFBC Fredy Ferdianto mengatakan gelaran ini diikuti oleh 83 jenama waralaba dan peluang usaha.
“Tahun sebelumnya itu nilai investasinya mencapai Rp500 miliar, sekarang kita targetkan mampu mencapai Rp1 triliun,” ungkap dia, dalam pembukaan National Roadshow Info Franchise & Business Concept, di Graha Manggala Siliwangi Convention Center, Kota Bandung, Jumat (5/7/2024).
Ia mengatakan pihaknya optimis pelaksanaan yang ke-167 kali ini mampu mencapai target. Pasalnya, peserta pameran waralaba ini diikuti oleh pelaku usaha yang berkualitas.
“Optimis, karena yang hadir waralabanya bagus semua,” ungkapnya.
Ia juga menargetkan acara ini bisa dikunjungi hingga 7.000 pengunjung. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 5.000 kunjungan.
Baca Juga
Dalam sambutan, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar menilai perlu adanya langkah untuk memajukan dunia franchise lokal tanah air.
“Indonesia menjadi negara pertama [punya asosiasi franchise] dibanding negara lain, tapi kenapa Indonesia masih terbelakang [secara ekonomi]” ungkap dia.
Ia mengatakan franchise atau waralaba merupakan sistem yang diperkenalkan sejak 1991 lalu di Indoensia. Namun, ia heran mengapa pengembangan waralaba di Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain yang baru menerapkan sistem ini dalam bisnis mereka.
“Kenapa market domestik kita dimanfaatkan oleh asing, lihat saja di Gandaria City, yang produk franchise Indonesia hanya ada satu, Jepang banyak, Korea Banyak, Thaliand ada, Malaysia dia punya,” ungkpanya.
Untuk itu, ia mengatakan pengusaha dan generasi muda harus mulai mengenal lebih dalam konsep bisnis franchise.
“Kami ingin mendorong, memperkenalkan produk-prosuk franchise yang ada, kita ingin franchise kita bisa nomor 1,” ungkap dia.
Pasalnya, ia mengatakan saat ini sektor franchise di indonesia tertinggal jauh dengan perkembangan franchise di negara lain. Bahkan, saat ini pasar domestik di Indonesia dibanjiri franchise asal negara lain.
Jika dioptimalkan, sektor franchise ini akan mampu meningkatkan perekonomian serta membuka banyak lapangan pekerjaan.
“Mengapa acara ini ada?, Karena pola franchise ini menggeloatkan perekonomian dan membuka banyak lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Ia juga khawatir dengan generasi muda yang banyak tergiur dengan sistem bisnis autopilot yang menjadi tren.
“Yang saya tahu autopilot itu hanya ada di dunia penerbangan, kalau ada itu di bisnis hanya akal-akalan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Cucu Sutara mengatakan, Jawa Barat memiliki potensi yang besat untuk menjadikan sektor ini sebagai sumber petumbuhan ekonomi di tengan perekonomian yang belum menentu.
“Jabar itu semua ada, daerah luas, masyarakat besar,” jelasnya.
Ia juga mengajak harus adanya kolaborasi dan inklusifitas sehingga dunia waralaba ini akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat.
“Kita harus inklusif dan tidak bisa berdiri sendiri. Waralaba ini memeberikan kesempatan yang luas untuk kita berusaha,” jelasnya.
Terlebih, dengan sistem waralaba ini calon wirausahawan akan mudah menjalankan usaha lantaran sistem, pasokan bahan baku dan brand audah ada,” jelasnya.