Bisnis.com, BANDUNG — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Jawa Barat pada Maret 2024 naik sebesar 6,40% dibanding Februari 2024, yaitu dari US$3,00 miliar menjadi US$3,20 miliar. Demikian pula jika dibanding Maret 2023, ekspor naik 0,03%.
Kepala BPS Jawa Barat Marsudijono mengatakan peningkatan ekspor Maret 2024 dibanding Februari 2024 disebabkan oleh naiknya ekspor Nonmigas 6,39% dengan kontribusi terhadap total ekspor mencapai 99,15%. Begitu pula ekspor Migas naik sebesar 8,54%.
Namun, ia juga mencatat dibanding tahun sebelumnya, kinerja total ekspor kumulatif Januari-Maret 2024 melemah 0,53%. Sektor Nonmigas mengalami penurunan sebesar 0,46%, begitu pula sektor Migas turun 8,81%.
“Dalam kurun waktu 2023 hingga 2024, nilai ekspor Nonmigas mencapai titik tertinggi pada Bulan Mei 2023 senilai US$3,33 miliar, sedangkan ekspor Nonmigas terendah tercatat pada bulan April 2023 dengan nilai US$2,22 miliar,” ungkap dia.
Sementara ekspor Migas tertinggi tercatat pada Oktober 2023 senilai US$58,75 juta.
Ia melanjutkan, peningkatan terbesar ekspor Maret 2024 terjadi pada Golongan Mesin dan Perlengkapan Elektrik sebesar US$25,88 juta (6,02%), diikuti oleh Golongan Alas Kaki sebesar US$12,03 juta (5,86%) serta Golongan Kendaraan dan bagiannya sebesar US$11,09 juta (1,74%).
Baca Juga
“Nilai ekspor 10 golongan barang utama Maret 2024, ada tujuh golongan mengalami peningkatan dibanding Februari 2024, tiga golongan lainnya mengalami penurunan,” ungkap dia.
Sementara itu, ia juga berharap konflik Timur Tengah tidak akan berdampak signifikan terhadap ekspor Jawa Barat. Pasalnya, hingga saat ini memang tuhuan ekspor non migas tertinggi Jawa Barat adalh Amerika Serikat yaitu US$545,88 juta, disusul Filipina US$248,45 juta, dan Jepang sebesar US$244,74 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,72%.