Bisnis.com, BANDUNG - Sebuah peristiwa seni rupa yang menggugah jiwa kembali memenuhi ruang kreatif Lawangwangi, kali ini dengan pameran tunggal yang menghadirkan perjalanan estetik seorang Goenawan Mohamad.
Pameran bertajuk "Sejauh Ini..." ini tidak hanya menampilkan karya-karya indah sang seniman, tetapi juga merayakan warisan kreatifnya yang telah menginspirasi banyak generasi.
Dibuka sejak tanggal 2 Februari hingga 2 Maret 2024, pameran "Sejauh Ini..." adalah salah satu proyek terbaru dari ArtSociates yang bertujuan untuk memberikan panggung yang layak bagi seniman-seniman besar Indonesia.
Pameran ini merupakan kolaborasi antara ArtSociates dan Lawangwangi Creative Space yang menghadirkan kurator terkemuka, Wahyudin, untuk memandu pengunjung dalam menjelajahi karya-karya Goenawan Mohamad.
Dalam kata sambutannya, Direktur ArtSociates Andonowati menekankan pentingnya pameran ini dalam misi ArtSociates untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman estetik bagi masyarakat luas. Dia juga mengumumkan pembukaan galeri mini bernama Hybridium di Lawangwangi Art Space pada tanggal 22 Februari 2024, yang akan menjadi tempat bagi karya seni medium hibrid dan multiple.
Pameran yang diberi judul "Sejauh Ini..." ini menjadi tonggak ke-17 dari serangkaian pameran tunggal dalam 9 tahun terakhir yang menampilkan karya-karya dari sang seniman yang sudah tidak asing lagi di dunia seni rupa Indonesia.
Baca Juga
Salah satu hal yang membuat pameran ini begitu istimewa adalah fokusnya pada periode kreatif terbaru Goenawan Mohamad, dari tahun 2016 hingga 2024.
"Pameran ini adalah retrospektif dari serangkaian karya-karya yang telah dihasilkan oleh Goenawan Mohamad selama periode tersebut. Kami telah memilih dengan hati-hati 123 karya terbaik untuk dipamerkan di Lawangwangi Art Space," ujar kurator pameran, Wahyudin belum lama ini.
Karya-karya yang dipamerkan meliputi berbagai media, mulai dari sketsa drawing, seni grafis, lukisan, hingga objek wayang. Salah satu sorotan utama adalah teknik cetak Gumoil yang jarang dipraktikkan di Indonesia, yang digunakan oleh Goenawan Mohamad dalam beberapa karya seni grafisnya.
"Proses kurasi pameran ini cukup menantang, tetapi kami percaya bahwa setiap karya yang dipilih mampu menggambarkan perjalanan estetik yang luar biasa dari Goenawan Mohamad."
Dirancang sekitar 7-8 bulan yang lalu, Kurator pameran, Wahyudin, yang sudah cukup mengenal Goenawan Mohamad dan proses kreatifnya, mengungkapkan bahwa pameran ini menampilkan 123 karya seni rupa yang meliputi lukisan, drawing, cetak grafis, dan wayang.
Dalam pameran ini, fokus utama ditujukan pada tiga media karya yang telah digeluti oleh Goenawan Mohamad selama 9 tahun terakhir, yakni kertas, lukisan, dan cetak grafis. Wahyudin menjelaskan bahwa tema "Sejauh Ini..." mencerminkan pencapaian artistik dan perkembangan estetik Goenawan Mohamad dalam kurun waktu tersebut.
“Jadi, tiga ragam karya ini, ingin merepresentasikan pencapaian artistik, perkembangan estetik Pak Goenawan Mohamad sebagai perupa semala 9 tahun terakhir ini,” kata Wahyudin.
Tidak hanya menampilkan karya-karya visual, pameran ini juga menghadirkan serangkaian acara pendukung seperti artist talk yang melibatkan Goenawan Mohamad bertajuk “Seni Rupa dan Kekuasaan”.
Wahyudin juga menyoroti bahwa Goenawan Mohamad adalah seorang seniman yang tidak terikat pada satu genre atau gaya tertentu. Ia sering melakukan eksperimen baik dalam hal teknik, bentuk, maupun artistik. Karya-karya Goenawan Mohamad seringkali menampilkan kesan spontanitas dalam garis-garisnya, meskipun ada juga yang tampak dirancang dengan matang.
“Yang unik dari (karya) Pak Goenawan, dia tidak terikat di satu genre ya. Jadi, dia termasuk golongan perupa bebas yang banyak melakukan eksperimentasi secara Teknik, bentuk, maupun artistik,” terang Wahyudin.
Suina, salah satu pengunjung pameran, menemukan titik terang dalam proses kreatifnya sendiri. "Yang menarik dari salah satu orasinya Pak GM itu adalah kalau mengenai ambigu, mengenai dia (berkata) kalau karya itu menarik banget kalau ambigu," ungkap Suina, menyoroti pentingnya keambiguan dalam karya seni.
Suina juga mencatat bahwa Goenawan Mohamad menekankan pentingnya kesenangan dalam berkarya, bahkan dalam keseriusan. "Itu maksudnya, karya itu harus playful," ujar Suina, menambahkan bahwa pesan tersebut memberikan dukungan dan energi tambahan bagi karyanya sendiri.
Dianto, seniman yang menghadiri pameran tersebut mengatakan jika banyak hal menarik yang IA dapatkan terutama ketiga kegiatan Bincang “Seni Rupa dan Kekuasaan”. Ia menyoroti kalimat yang diucapkan oleh Goenawan Mohamad bahwa seni merupakan media yang penting untuk menyampaikan kritik dan bersuara.
“Dia (Goenawan Mohamad) menggarisbawahi di ujung ceramahnya, bahwa justru yang membuat kita tetap menarik untuk tetap berada dekat pada seni justru ketika seni terlihat tidak berdaya di tengah kekuasaan yang sewenang-wenang,” terang Dianto.
Dianto menyayangkan situasi saat ini, di mana masih banyak pembatasan ruang gerak para seniman untuk berkarya, terutama jika karya yang dibuat menyinggung persoalan politik dan pemerintahan.
“Saya pikir, ruang kreatif itu memang sebenarnya kan tidak bisa dibungkam. Dan saya kira, Sebagian besar seniman tentu bertumpu pada imajinasi. Kita tahu memang ini adalah aspek yang tidak pernah tertundukan gitu ya. Permasalahan ini seperti tidak pernah selesai dan tuntas, tentu itu menunjukan ada sesuatu yang tetap dipelihara dan berbahaya bagi para pemegang kuasa,” tambahnya.
(Dini Putri Rahmayanti)
