Bisnis.com, BANDUNG - Industri nikel di Tanah Air membuka peluang bagi lulusan Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk pemenuhan sumber daya manusia (SDM) unggul sektor pertambangan tersebut.
Nikel saat ini menjadi primadona baru di tengah maraknya transisi dari energi fosil ke energi ramah lingkungan seperti listrik. Nilainya melonjak di pasar global seiring dengan tingginya kebutuhan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap energi ramah lingkungan.
“Cadangan nikel Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Jumlahnya mencapai 21 juta ton,” kata Director of Health, Safety, and Environment Harita Nickel Tonny Gultom dikutip Senin (18/12/2023).
Menurut dia, dengan potensi sebesar itu maka Indonesia menjadi negara strategis di dunia sejalan dengan terus meningkatnya permintaan global akan nikel, terutama untuk keperluan industri seperti kendaraan listrik.
Sebelum meningkatnya kebutuhan nikel untuk baterai, sebenarnya nikel telah menunjang banyak hal dan telah mengubah peradaban dunia. Nikel lekat dengan kehidupan sehari-hari sebagai campuran stainless steel untuk peralatan rumah tangga, campuran besi baja untuk bahan konstruksi bangunan hingga rel kereta api.
Menurut Tonny, Pulau Obi, tempat beroperasinya Harita Nickel adalah sebuah pulau dengan luas sekitar 2.345 kilometer persegi di Provinsi Maluku Utara yang menjadi salah satu tempat penambangan nikel terbesar di Indonesia.
Baca Juga
Kawasan Industri Obi menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Objek Vital Nasional (Obvitnas). Dari Pulau Obi yang terletak di Timur Indonesia, kata Tonny, Harita Nickel berkomitmen melakukan pengembangan industri nikel melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Termasuk mendorong peningkatan kemampuan dan komitmen putra putri bangsa yang berkarya di dalamnya menjadi sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kualitas unggul," ujar Tonny.
Community Affairs General Manager Harita Nickel Latif Supriadi menambahkan banyak sekali sumber daya manusia dari berbagai bidang yang dibutuhkan untuk pengembangan industri nikel. Baik di kantor pusat maupun di wilayah operasional Site Pulau Obi.
Kehadiran Harita Nickel di Unpad, menurut dia, adalah upaya untuk memperkenalkan industri nikel dan mendorong generasi muda untuk dapat berkiprah dan berinovasi di industri ini.
“Mahasiswa dari fakultas hukum, ekonomi, pertanian, dan lainnya sangat bisa untuk berkarier di perusahaan nikel. Saya sangat senang karena ratusan mahasiswa Unpad yang hadir ternyata sangat antusias,” kata Latif.
Direktur Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni Unpad Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah Alam menyinggung tentang perlunya ilmu-ilmu lain selain Teknik untuk mendukung pengembangan industri di Indonesia, salah satunya industri nikel.
Ia menganggap, kedatangan para praktisi industri ke kampus merupakan momen yang tepat untuk memberikan gambaran tentang dunia kerja setelah mahasiswa lulus nanti.
Kehadiran Harita Nickel juga disambut baik oleh Kepala Pusat Karier Unpad, Rosaria Mita Amalia. Menurut dia, kerja sama universitas dengan industri sangat dibutuhkan untuk menyalurkan para alumni Unpad.
Selain itu, kerja sama riset juga dapat dilakukan untuk memperkuat ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.