Bisnis.com, BANDUNG -- Nilai impor Jawa Barat Oktober 2023 mencapai US$1,08 miliar atau meningkat sebesar 12,10% dibandingkan dengan September 2023.
Hal ini dipengaruhi oleh naiknya impor Nonmigas sebesar 12,32%, demikian pula impor Migas naik 11,11%. Bila dibandingkan dengan Oktober 2022 terjadi penurunan nilai impor sebesar 6,11%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Marsudijono nilai impor kumulatif Januari-Oktober 2023 adalah US$10,18 miliar atau turun 17,23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi akibat impor Nonmigas yang turun sebesar 13,98%, dan Sektor Migas yang menurun 31,53%.
Dalam rentang 2022 hingga 2023, nilai impor Nonmigas tertinggi tercatat pada Maret 2022 senilai US$1,15 miliar, sedangkan impor Nonmigas terendah tercatat pada bulan April 2023 senilai US$0,63 miliar. Sementara impor Migas tertinggi tercatat pada Maret 2022 senilai US$365,22 juta, sedangkan terendah sebesar US$50,00 juta terjadi pada Februari 2023.
"Dilihat dari 10 golongan barang utama, nilai impor Nonmigas Oktober 2023 Jawa Barat sebagian besar mengalami kenaikan dibanding September 2023, hanya ada tiga golongan yang mengalami penurunan," ungkap dia dalam rilis BPS, Jumat (1/12/2023).
Jika dilihat lebih rinci, diketahui bahwa kenaikan terbesar dialami Golongan Kapas sebesar US$15,34 juta (44,67%), diikuti Golongan Filamen Buatan sebesar US$13,58 juta (29,16%) serta Golongan Mesin dan Peralatan Mekanis sebesar US$12,90 juta (14,96%).
Baca Juga
Pada bulan ini, kenaikan impor Golongan Mesin dan Peralatan Mekanis menjadikannya naik ke posisi kedua, di atas Golongan Kendaraan dan Bagiannya yang merosot ke posisi ketiga. Sedangkan golongan lainnya tidak mengalami perubahan peringkat.
Kontribusi gabungan 10 golongan barang utama mencapai 69,74% terhadap total nilai impor Nonmigas Januari-Oktober 2023. Golongan Mesin dan Perlengkapan Elektrik saat ini masih memimpin dengan dominasi yang cukup besar, yaitu sebesar 17,69%, kemudian diikuti oleh Golongan Mesin dan Peralatan Mekanis serta Kendaraan dan Bagiannya.
Rata-rata nilai impor Nonmigas dari 13 negara mitra utama meningkat dibanding bulan sebelumnya. Kondisi tersebut disebabkan sebagian besar negara mitra utama impor Jawa Barat mengalami kenaikan, hanya tiga negara saja yang mengalami penurunan, yaitu Korea Selatan, Hong Kong, dan Jerman.
Kenaikan terbesar berasal dari Tiongkok sebesar US$39,60 juta (17,23%), diikuti oleh Jepang sebesar US$17,70 juta (12,77%), serta Vietnam sebesar US$14,82 juta (37,32%).
Secara kumulatif Impor Nonmigas Jawa Barat Januari-Oktober 2023 yang terbesar berasal dari Tiongkok senilai US$2,57 miliar, disusul Jepang senilai US$1,46 miliar, dan Korea Selatan senilai US$1,18 miliar, dengan peran ketiganya mencapai 60,39% terhadap total impor Nonmigas.
Kontribusi dari 13 mitra dagang utama selama periode Januari-Oktober 2023 mencapai 90,39% dari total impor Nonmigas. Sementara itu ASEAN berperan sekitar 13,10%, negara Asia lainnya menyerap 71,16%, sedangkan Amerika dan Eropa berkontribusi sebesar 13,89%.
Dilihat tujuan penggunaannya, impor Jawa Barat Oktober 2023 dibandingkan September 2023, Barang Konsumsi dan Bahan Baku/Penolong meningkat masing-masing sebesar 26,61% dan 13,80%. Sedangkan serta Barang Modal turun 6,29%.
"Secara kumulatif Januari-Oktober 2023 bahan baku/penolong serta barang modal mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, masing-masing sebesar 18,63% dan 22,14%, sedangkan barang konsumsi mengalami peningkatan sebesar 7,25%," jelasnya.