Bisnis.com, BANDUNG--Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Jawa Barat turut mendorong upaya perbaikan kualitas udara.
Kepala Disperkim Jabar Indra Maha menilai perumahan dan permukiman di Jabar harus mulai memperhatikan aspek lingkungan dalam penggunaan listrik.
Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan mengalihkan sumber energi ke tenaga surya.
"Kita butuh perbaikan dalam lingkungan. Kita mengimbau menggunakan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)," katanya, Jumat (25/8/2023).
Menurut Indra, pengalihan sumber energi sudah harus mulai dilakukan mengingat batubara yang jadi sumber listrik ternyata menghasilkan karbon dengan jumlah tinggi dan mengakibatkan meningkatnya temperatur atau suhu udara.
"Listrik yang menggunakan batubara menghasilkan karbon. Ada peningkatan temperatur. Itu yang kita coba cegah, salah satunya melalui penggunaan tenaga surya," ucap dia.
Baca Juga
Namun demikian, Indra pun mengakui teknologi untuk memanfaatkan tenaga surya masih terbilang mahal. Akan tetapi, demi menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, pengalihan sumber energi ke tenaga surya harus mulai digalakkan.
Selain pemanfaatan sumber energi tenaga surya, hal lain yang mendesak dan terus diupayakan demi menciptakan lingkungan yang lebih baik adalah memperbaiki saluran pembuangan air di perumahan dan permukiman.
"Maka kita sekarang mengupayakan ada perbaikan sanitasinya. Misalnya buat komunal dan sebagainya," katanya.
Lebih lanjut, Indra mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2018 hingga 2023 sudah ada 11.425 rumah tak layak huni yang diperbaiki oleh Pemprov Jabar. Total anggaran yang dihabiskan untuk memperbaiki rumah tak layak huni itu mencapai angka Rp 1,8 triliun.
"Ini salah satu upaya kami, dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam meningkatkan RTH tersebut," kata dia.
Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja mengatakan bahwa kondisi lingkungan berpengaruh hingga 40 persen bagi kondisi kesehatan masyarakat.
Pihaknya berharap dinas terkait dapat berupaya menciptakan perumahan dan permukiman yang ramah terhadap lingkungan.
"Kalau dikerjakan dengan baik, (kondisi lingkungan) akan menyumbang 40 persen terhadap derajat kesehatan masyarakat. Layanan kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas itu hanya 20 persen," ujar dia.