Bisnis.com, BANDUNG -- Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menceritakan kisah singkat perjuangannya bersama membangun eFishery sejak 2013 dari startup hingga menjadi Unicorn di 2023.
Saat awal eFishery berdiri, Gibran mengaku harus bekerja keras untuk mengenalkan teknologi akuakultur kepada para pembudidaya perikanan.
"Sekarang sih sudah mulai mudah, kalau dulu di awal-awal sangat sulit (memperkenalkan eFishery)," ujar Gibran saat ditemui Bisnis di kantornya, Jalan Bukit Pakar Timur IV No.Kav. B1, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, akhir pekan kemarin.
Selain sulitnya memperkenalkan teknologi dan layanan eFishery, Gibran juga mengaku pernah mendapatkan intimidasi dari para tengkulak karena khawatir bisnisnya terganggu.
Namun pihaknya tidak menyerah dan memilih untuk mengajak para tengkulak untuk bekerja sama secara bisnis yang saling menguntungkan.
"Pernah dicegat oleh tengkulak di daerah Bogor. Akhirnya kita ajak kerja sama untuk menjadi mitra eFishery," kata Gibran.
Hingga kini, eFishery telah berhasil merangkul lebih dari 70.000 pembudidaya perikanan yang tersebar di 280 kabupaten/kota. Ada beragam produk/layanan unggulan yang dapat dimanfaatkan para pembudidaya yakni eFeeder Ikan dan eFeeder Udang yang merupakan teknologi pemberi pakan otomatis yang mampu mempercepat siklus panen, meningkatkan efisiensi pakan hingga 30 persen, meningkatkan pendapatan 45 persen, serta meningkatkan kapasitas produksi 25 persen.
Kemudian terdapat eFishery Fresh distribusi ikan budidaya), Kabayan (pembiayaan untuk para pembudidaya yang diawasi OJK), eFresh (platform jual beli ikan air tawar), eFarm (aplikasi pengelolaan tambak udang), dan masih banyak program/layanan lainnya.
Yang terbaru, eFishery mendorong ekosistem mulai dari budi daya, pakan, dan padanya melalui Kampung Super Ekosistem eFishery (Kasef) yang diterapkan di Ciamis, Garut dan Tasikmalaya.
"Secara luas, kami ingin meningkatkan kontribusi PDB sektor perikanan yang saat ini masih rendah hanya sekitar 2 persen," kata Gibran.