Bisnis.com, BANDUNG--Tak terasa, program One Pesantren One Product (OPOP) yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah berjalan sejak 2018 lalu.
Diluncurkan pertama kali di Pondok Pesantren Al Ittifaq Kampung Ciburial Desa Alam Endah, Rancabali Kabupaten Bandung pada Rabu, 12 Desember 2018 lalu, program ini merupakan salah satu program unggulan untuk mewujudkan Pesantren Juara.
Ridwan Kamil mengatakan program ini memberdayakan lingkungan keumatan Islam khususnya pesantren agar bisa berdaya secara ekonomi. " Tanpa harus mengandalkan donasi dari orangtua siswa atau pemerintah," katanya.
Program OPOP ini bertujuan untuk mendorong pesantren di Jawa Barat lebih mandiri. Program ini sebagai upaya untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk program ekonomi keumatan.
Tujuan besarnya, program ini yakni untuk pengembangan ekonomi keumatan dapat mengikis angka gini rasio serta menekan aktivitas urbanisasi.
"Gabungan ini ujungnya adalah baik pesantren atau desa akan mengurangi gini rasio dan ketimpangan desa dan kota yang masih ada. Nah diharapkan gagasan ini akan berbuah pada peningkatan kesejahteraan desa, mengurangi migrasi dan ketimpangan," katanya.
Pada mulanya dari jumlah 9000 persantren di Jabar, sebagai tahap awal akan dimulai pada 600 persantren. Pihaknya bekerjasama dengan kecamatan dalam menerapkan OPOP ini.
Jawa Barat memiliki 627 kecamatan berdasarkan data BPS Jawa Barat tahun 2017. Kemudian tiap kecamatan camat harus menominasikan satu pesantren yang paling siap untuk ikut program ini.
Jumlah pesantren yang ditargetkan mengikuti program OPOP dalam RPJMD sebanyak 5.000 penerima. Catatan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat dari 2019 sampai 2022 yang sudah tercapai baru 2800 pesantren.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.