Bisnis.com, BANDUNG -- BTPN Syariah merelokasi Kantor Cabang di Bandung untuk mengoptimalkan layanan pendanaan bagi pelaku usaha ultramikro yang saat ini tengah menjadi fokus utama.
Semula, Kantor Cabang BTPN Syariah Bandung berada di di Jl.Sunda No 27, kini resmi berpindah ke Lima Building, Jl.Sunda No 55-61.
Peresmian kantor cabang baru ini dilakukan Direktur BTPN Syariah Dewi Nuzulianti yang turut didampingi Achris Sarwani, Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Aulia Fadly, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 dan Manajemen Strategis Kantor Regional 2 OJK Jawa Barat dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bandung Eric Mohammad Attahuriq.
Direktur BTPN Syariah Dewi Nuzulianti mengatakan, sebagai bank umum syariah fokus menghimpun dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkan kepada keluarga inklusi sejak tahun 2010, BTPN Syariah terus berikhtiar menjadi organisasi yang terus tumbuh bersama menginspirasi bagi seluruh stakeholder untuk mewujudkan niat baik lebih cepat.
Dalam menghimpun dana dari keluarga sejahtera, BTPN Syariah berkomitmen memberikan layanan prima, imbal hasil yang optimal serta membuka kesempatan untuk turut serta berkontribusi dalam memberdayakan jutaan keluarga inklusi di Indonesia melalui dana yang dihimpun.
“Kehadiran kantor cabang di Bandung dengan desain baru ini untuk memberikan pengalaman langsung bagaimana BTPN Syariah membuka kesempatan kepada nasabah pendanaan untuk turut terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat inklusi. Di cabang ini, nasabah pendanaan dapat langsung melihat karya nasabah pembiayaan yang menggunakan dana yang
mereka simpan di BTPN Syariah,” tutur Dewi dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya, Bandung secara khusus dan Jawa Barat secara umum, merupakan market potensial bagi BTPN Syariah. Pasalnya, Bandung memiliki jumlah pelaku UMKM yang besar. Belum lagi sektor yang diprosuksi sangat beragam.
Sehingga, hingga saat ini di Bandung Jawa Barat sendiri per kuartal I sudah terhimpun dana sebesar kurang lebih Rp 522 Miliar.
"Dimana semua dana yang terhimpun ini sepenuhnya disalurkan untuk membuka akses pembiayaan kepada masyarakat inklusi yang ada di pelosok negri dari Aceh hingga di Nusa Tenggara Timur," tandasnya.