Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

3 Penyebab Harga Telur Ayam di Bandung Naik Jadi Rp32 Ribu Per Kilogram

Hasil pemantauan di lima pasar yang ada di Kota Bandung, harga telur telah berada di angka rata-rata Rp32.600 per kilogramnya. 
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pedagang menunjukkan telur di Jakarta, Minggu (31/7/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, BANDUNG--Dalam sepekan terakhir harga telur di Jawa Barat mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kota Bandung, misalnya, pasaran harga telur dari Rp28.000 per kilogram, kini tembus menjadi Rp32.000 per kilogramnya. 

Kepala bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar Eem Sujaenah mengatakan hasil pemantauan di lima pasar yang ada di Kota Bandung, harga telur telah berada di angka rata-rata Rp32.600 per kilogramnya. 

"Jadi harga di Pasar Kosambi itu di Rp33.000, Andir Rp32.000, Pasar Sederhana Rp32.000, Pasar Kiaracondong itu Rp33.000, dan Pasar Baru Rp32.000. Sehingga kita merata-ratakan mulai dari hari Kamis hingga Jumat (25/5/2023) kemarin, itu di angka Rp32.600 per kilogram," katanya, Minggu (28/5/2023).

Menurutnya harga telur ayam acuan harganya berbeda dengan komoditas kebutuhan bahan pokok lainnya, karena tidak menggunakan Harga Eceran Tertinggi (HET). Penentuan kenaikan harga ditentukan oleh peternak itu sendiri. 

"Untuk telur itu bukan HET, jadi untuk telur itu harga acuan dari peternak dan kalau untuk harganya itu di Rp28.000 sampai Rp29.000 per kilogramnya," ucapnya. 

Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya kenaikan harga telur di Kota Bandung. Salah satunya, soal pakan ayam yang juga mengalami kenaikan. 

"Terus juga adanya bantuan pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk pemberian telur ayam kepada keluarga yang teresiko stunting dan masing-masing keluarga itu diberikan sebanyak 10 telur. Maka sehingga ini menyebabkan permainan telur itu meningkat," katanya. 

Permainan harga pasar juga diakuinya turut menjadi faktor meningkatnya harga di pasaran yang ada Jabar. Tingginya permintaan pasar membuat stok berkurang dan secara otomatis membuat harga telur meningkat. 

"Jadi bukan hanya dari Bapanas tetapi masyarakat juga. Sehingga keterisian di pasar itu kurang dan otomatis mengalami kenaikan harga," katanya.

Disperindag Jabar sendiri tengah membuat langkah strategis untuk melakukan pengawasan di pasaran agar tidak terus terjadi peningkatan yang tinggi. Pemprov Jabar juga akan segera melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota.

"Kami juga akan melakukan koordinasi dengan pusat juga dengan provinsi lain dan kabupaten kota di Jabar ini. Jadi ini dilakukan supaya kita bisa menekan harga," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper