Bisnis.com, CIREBON - Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Cirebon mencatat sebanyak 90.118 (8,11 persen) warga Kabupaten Cirebon dari total angkatan kerja sebanyak 1,11 juta merupakan pengangguran terbuka.
Kepala Disnaker Kabupaten Cirebon Novi Hendrianto mengatakan jumlah pengangguran di Kabupaten Cirebon memang masih tinggi. Namun, angka tersebut menurun dibandingkan periode 2021 yang mencapai 11,3 persen.
Novi menyebutkan, penurunan angka tersebut lantaran pandemi Covid-19 dan mulai berdiri perusahaan yang bisa menyerap tenaga kerja lokal lebih besar.
“Kalau investasi di Kabupaten Cirebon terus tumbuh, maka angka pengangguran akan terus turun dan pertumbuhan ekonomi akan melesat naik,” kata Novi saat ditemui di PT Hilex Cirebon, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Senin (13/3/2023).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pekerja di Kabupaten Cirebon sebagian besar bekerja di sektor jasa dengan persentase 54,23 persen. Sementara paling kecil, ada di sektor pertanian dengan angka 12,26 persen.
Dalam upaya menekan angka pengangguran, Pemerintah Kabupaten Cirebon masih mengharapkan kepada investor untuk membangun industri padat karya.
Industri padat karya sangat dibutuhkan di Kabupaten Cirebon. Penyerapan tenaga kerja banyak bisa dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon Dede Sudiono menjelaskan dalam tiga tahun terakhir ini, wilayah Kabupaten Cirebon terutama bagian timur, mulai berdiri beberapa industri yang menerapkan padat karya. Di antaranya, industri alas kaki dan pangan.
Menurut Dede, kalau semua investor yang menanamkan modal membangun industri padat karya, pertumbuhan ekonomi daerah bakal tumbuh dan angka kemiskinan bakal segera turun.
"Ekonomi Kabupaten Cirebon harus tumbuh. Tetapi, industri padat karya yang berdiri di sini harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat," kata Dede.