Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membahas secara khusus program Petani Milenial dalam rapat pimpinan di Gedung Sate, Bandung, Senin (6/2/2023).
Ridwan Kamil mengatakan program yang sudah berjalan sejak 2021 tersebut selalu dievaluasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Menurutnya dari upaya yang sudah berjalan, 2/3 peserta program mengalami keberhasilan.
“Tolong diapresiasi, sepertiga belum berhasil,” katanya.
Menurutnya dengan capaian ini ia meminta program tersebut tidak digeneralisir mengalami kegagalan, mengingat ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi agar program ini berjalan lancar.
“Karena kan Pemprov ini mengawinkan tiga pihak, si petani milenial, perbankan dan pembeli, ada dinamika,” ujarnya.
Di luar itu, ada pengaruh dari eksternal yang membuat program mengalami hambatan. Dia misalnya menunjuk larangan impor kelinci oleh pemerintah Filipina.
“Padahal petani milenial kelici sudah siap, pembayaran sudah siap, kan di luar [rencana], force majeur,” tuturnya.
Lain lagi kasus petani milenial tanaman hias yang terganggu perang Rusia dan Ukraina. Namun pada perjalananya, Pemprov menurutnya tidak tinggal diam.
“Bukan kita menelantarkan, dinamika itu selalu kita bereskan. Meminta Bank BJB untuk lebih fleksibel dalam urusan penagihan pembayaran,” katanya.
Urusan hutang ini menurutnya tidak bisa langsung antara BJB dengan peserta mengingat ada syarat bankable yang harus dipenuhi peserta. Sebagai jalan keluarnya, maka ada opsi avalis dan offtaker agar peserta masih tetap mendapatkan modal usaha.
“Jadi pointnya yang bermasalah sedang dibantu penyelesaiannya secara proporsional, termasuk saya titik yang berhasil tolong diliput, jadi imbang,” paparnya.
Pihaknya juga memastikan program ini akan kembali menggelar wisuda seperti Tahun 2022 lalu dengan jumlah peserta yang lebih banyak. “Bulan Mei kita ada wisuda lagi, wisuda orang-orang yang berhasil,” pungkasnya.