Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dihuni Lebih dari 35 Juta Ikan, Jatigede Diharapkan Dongkrak Ketahanan Pangan Sumedang

Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengakui daerahnya memiliki potensi ketahanan pangan yang kuat, utamanya dari sektor perikanan tangkap dan budi daya.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir

Bisnis.com, SUMEDANG - Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengakui daerahnya memiliki potensi ketahanan pangan yang kuat, utamanya dari sektor perikanan tangkap dan budi daya.

"Sumedang ini kan punya Waduk Jatigede, punya juga daerah yang memiliki kelompok-kelompok masyarakat yang konsen di bidang usaha tangkap ikan dan budi daya ikan, sehingga ini bisa menjadi modal Kabupaten Sumedang untuk menopang ketahanan pangan di luar komoditas yang menyebabkan inflasi lain," jelas Bupati Dony belum lama ini.

Dony mengatakan, pihaknya juga bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat memang telah lama konsen untuk menjadikan ekosistem perikanan yang baik di Jatigede. Untuk itu, baik dari keterampilan dan juga permodalan dari para pelaku usaha perikanan ini terus didorong.

'Kita sudah melakukan sejak dari dulu, bantuan dan pelatihan, bagaimana melakukan produksi ikan baik tangkap mau pun budi daya, dari hulu hingga ke hilir," jelasnya.

Sementara itu, Jabatan Fungsional Pengelola Produksi Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sumedang Usep Supriatna mengatakan, sejak dilakukan pengairan pertama Waduk Jatigede pada 2015 lalu, telah dilakukan penebaran benih ikan lebih dari 35 juta ekor.

"Itu terdiri dari 10 jenis ikan, dari nila, nilem, bandeng air tawar, lobster air tawar, dan jenis lainnya," jelasnya.

Ia berharap dengan benih ikan yang terus ditambah setiap tahunnya ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk ditangkap dan dijadikan komoditas unggulan produk lokal Sumedang.

"Ini bisa jadi ketahanan pangan, sumber penghasilan, hingga nanti lahir olahan-olahan ikan khas dari Sumedang," jelasnya.

Sementara itu, pihaknya juga terus berupaya untuk mendorong para pelaku usaha yang dulunya terlibat dalam pengelolaan Keramba Jaring Apung (KJA) dan Keramba Jaring Tancap (KJT) untuk beralih ke perikanan tangkap dan budi daya.

"Karena KJA dan KJT itu kan dilarang, makanya kami juga fasilitasi mereka yang dulu kerja di KJA dan KJT untuk beralih ke perikanan tangkap dan budi daya," jelasnya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper