Bisnis.com, BANDUNG — Ancaman stagflasi yang membayangi perekonomian global menjadi salah satu perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam rapat high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Jawa Barat yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Bandung, Kamis (14/7/2022).
Plh Sekda Jabar Yerry Yanuar mengatakan dalam pertemuan yang dihadiri para kepala daerah di Jawa Barat tersebut ancaman stagflasi yang terjadi di perekonomian global dibahas secara khusus.
“Kita di Jawa Barat perlu mengantisipasi hal tersebut, ini merupakan isu yang kita bahas dalam pertemuan TPID,” katanya.
Yerry sendiri menilai pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 5,56 persen di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional diharapkan tidak terbebani oleh isu stagflasi. Menurutnya TPID se-Jawa Barat akan melahirkan rumusan dan langkah-langkah antisipasi mengantasi ancaman stagflasi tersebut.
“Kami bersama teman-teman kabupaten kota akan merumuskan jalan keluarnya,” ujarnya.
Menurutnya stagflasi sendiri merupakan fenomena paradok mengingat pertumbuhan melambat namun inflasi malah terkerek tinggi. Sebagai salah satu langkah antisipasi Jawa Barat sendiri harus terus memperkuat urusan ketahanan pangan mulai dari hulu, ketersediaan lahan, penggunaan teknologi dan sumber daya manusia.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono mengatakan pihaknya optimis ancaman stagflasi bisa diantisipasi. Menurutnya TPID se-Jawa Barat sudah menyiapkan resep bersama agar kenaikan inflasi bisa dikendalikan terutama menjaga sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek dan panjang.
Bambang juga menekankan salah satu antisipasi adalah penguatan sektor investasi di bidang ketahanan pangan disamping investasi infrastruktur yang sudah berjalan. Dengan cara ini, menurutnya selain bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun juga bisa menjaga inflasi tetap terkendali.
“Sehingga kesejahteraan produsen maupun konsumen bisa tetap kita jaga,” ujarnya.