Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri di Kabupaten Purwakarta Menggantungkan Asa pada Pelabuhan Patimban

Selama ini, hampir seluruh industri yang ada di Kabupaten Purwakarta mengandalkan Pelabuhan Tanjung Priok untuk ekspor produknya.
Presiden Direktur PT South Pacific Viscose (SPV) Sri Aditia
Presiden Direktur PT South Pacific Viscose (SPV) Sri Aditia

Bisnis.com, PURWAKARTA - Pelaku industri di Kabupaten Purwakarta berharap bisa ikut memanfaatkan Pelabuhan Patimban sehingga bisa menekan biaya distribusi barang.

Selama ini, hampir seluruh industri yang ada di Kabupaten Purwakarta mengandalkan Pelabuhan Tanjung Priok untuk ekspor produknya. Tak terkecuali, PT South Pacific Viscose yang memproduksi serat selulosa.

Presiden Direktur PT South Pacific Viscose (SPV) Sri Aditia mengatakan perusahaannya akan terbantu seandainya Pelabuhan Patimban dioperasikan untuk umum.

"Setiap bulannya kami mengekspor sekitar 700 kontainer ukuran 40 kaki ke seluruh dunia," ujar Sri Aditia kepada Bisnis.com, Kamis (17/2/2022).

Sehingga, kata Adi, pihaknya sangat menyambut baik apabila Pelabuhan Patimban ini mulai mengembangkan penggunaannya ke seluruh jenis usaha selain otomotif.

"Minimalnya, bisa memotong jarak tempuh pengiriman. Kalau ke Tanjung Priok, itu biasanya sampai empat jam. Kalau ke Patimban, dari gudang kami mungkin bisa ditempuh dua jam saja," kata Adi.

Dengan begitu, kata Sri Aditia, keberadaan Patimban jelas akan berdampak pada penghematan dan efisiensi untuk industri, khususnya yang ada di sekitar Patimban yang berorientasi ekspor.

"Kami sangat berharap hal ini akan direalisasikan secepatnya," jelas dia.

PT South Pacific Viscose ini, salah satu industri besar di Kabupaten Purwakarta. Produknya yaitu serat rayon.

Adi menambahkan, PT SPV merupakan bagian dari kelompok usaha internasional Lenzing Group yang berpusat di Austria dan beroperasi di 14 negara termasuk Indonesia.

Group perusahaan ini, memproduksi serat selulosa berkualitas tinggi dari bahan baku alami terbarukan dan bisa disebut serat viscose atau serat rayon.

Berdiri sejak 1938, Lenzing Group mengedepankan dan menerapkan standar lingkungan dan proses produksi yang berkelanjutan kelas dunia, serta menjadi yang terdepan untuk pengembangan teknologi ramah lingkungan di industri serat.

Serat-serat ini menjadi bahan dasar untuk berbagai aplikasi tekstil, seperti kain rajut, tenun dan denim untuk industri fashion, dan juga untuk industri nonwoven, seperti baby wipes, cleaning & disinfectant wipes sampai masker wajah untuk pelembab dan kecantikan wanita.

SPV di Purwakarta sendiri, dibangun sejak 1978 dan mulai berproduksi di Purwakarta sejak tahun 1982. Adapun kapasitas produksi SPV di Purwakarta sebesar 323.000 ton per tahun.

Selain serat viscose, perusahaan ini juga memproduksi sodium sulfat (Na2SO4) dengan kapasitas sebesar 193.000 ton per tahun.

Untuk efisiensi dan pengurangan dampak lingkungan perusahaan ini juga mempunyai fasilitas produksi bahan baku dan recovery untuk asam sulfat (H2SO4), dan produksi dan recovery carbon disulfide (CS2).

"Sekitar 70 persen dari hasil produksi kami di Purwakarta adalah untuk pasar ekspor ke seluruh dunia. Di antaranya Pakistan, Turki, India, Bangladesh, China, Taiwan, USA, Jepang, Brazil, Vietnam, Rusia, Korea Selatan, Jerman, Mesir dan Maroko. Pada dasarnya hasil produksi kami siap mendukung produk pasar lokal maupun pasar ekspor," pungkasnya. (K60)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper