Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Hampir Mati Dihantam Pandemi, Cigor Sosoy Bangkit Berkat Digitalisasi

Bagi Gea, menjadi wirausahawan di tengah pandemi Covid-19 bukan perkara mudah. Banyak hal yang harus ia improve demi menjaga kelangsungan usahanya.
Gea Soraya, milenial asal Kabupaten Tasikmalaya dalam mengembangkan usahanya yakni Cilok Goreng (Cigor) Sosoy./Istimewa
Gea Soraya, milenial asal Kabupaten Tasikmalaya dalam mengembangkan usahanya yakni Cilok Goreng (Cigor) Sosoy./Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG - "Saat menghadapi masalah, jangan fokus ke permasalahan, tapi fokus ke jalan keluar".

Kata-kata tersebut menjadi prinsip Gea Soraya, milenial asal Kabupaten Tasikmalaya dalam mengembangkan usahanya yakni Cilok Goreng (Cigor) Sosoy. Bahkan, dengan berpegang pada prinsip tersebut ia mampu bertahan dan malah berhasil mengembangkan usahanya di tengah Pandemi Covid-19.

Bagi Gea, menjadi wirausahawan di tengah pandemi Covid-19 bukan perkara mudah. Banyak hal yang harus ia improve demi menjaga kelangsungan usahanya. Salah satu jalan keluar yang ia optimalkan di masa pandemi sebagai masalahnya adalah dengan melakukan penjualan secara daring di berbagai platform market place dan media sosial.

Melalui pelatihan dan bantuan dari Bank Indonesia, Gea mengaku terbantu dalam mengoptimalkan penjualan secara daring selama Pandemi Covid-19 melanda. Pasalnya, sejak awal diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah, praktis penjualannya yang dilakukan secara konvensiaonal sangat terpengaruh.

"Saya dibantu dan dibimbing untuk memaksimalkan penjualan di platform market place," jelas Gea kepada Bisnis.com, Senin (15/11/2021).

Gea mengakui dirinya memang sudah akrab dengan sosial media dan paltform market place. Hanya saja untuk mengoptimalkan penjualannya melalui media tersebut menjadi pekerjaan menantang baginya.

Konversi usahanya dari sebagaian besar melalui cara konvensional, menjadi serba digital baginya adalah keniscayaan. Untuk bertahan di kondisi saat ini, mau tidak mau dia beradaptasi lebih cepat.

"Kalau mau bertahan, kita harus beradaptasi dengan zaman," katanya.

Gea ingat betul 2012 lalu, saat ia memulai usahanya dengan modal Rp100.000. Mulanya ia mengaku hanya iseng-iseng membuat cilok kuah yang trennya saat itu tengah naik daun. Tak disangka, setelah ia memasang foto cilok kuah buatannya status di Blackberry Messenger, justru banyak yang menanyakan dan ingin mencicipi cilok buatan Gea.

"Awalnya iseng, tapi pas dijadikan status BBM, malah banyak yang nanya cilok buatan saya," kata dia.

Setelah itu, baru ia memproduksi cilok goreng racikannya dengan bumbu pedas sebagi pembeda dengan cilok goreng lainnya. Setiap tahun, ia terus menekuni usaha yang ia mulai sejak masa skripsi s1 ini.

Hingga pada 2018 lalu ia pernah memecahkan rekor penjualannya sendiri dengan penjualan 1.500 cigor dalam satu hari. Hingga kini ia memiliki tiga outlet miliknya dan sepuluhan reseller yang tersebar di beberapa kota di Jawa Barat.

Masuk 2020 awal, badai Pandemi kata dia benar-benar menghantam usahanya. Tiga outlet miliknya tidak bisa beroperasi pada saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kini disebut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah. Tidak hanya itu, pengiriman kepada reseller juga sangat sulit dilakukan lantaran dalam pengiriman cigor frozen ia menggunakan bus antar kota.

Meski diakuinya hal tersebut membuat Gea kesulitan, namun Gea ingat pada prinsip yang ia pegang teguh, yakni fokus pada jalan keluar dalam situasi pandemi ini.

"Kalau kita fokus ke virus, stres kita. Makanya saya fokus kepada jalan keluar, yaitu di zaman pandemi begini digitalisasi adalah keharusan," jelasnya.

Kini, meski masih terpengaruh, namun ia bisa mengonversikan kerugiannya dengan keuntungan yang ia dapat dari penjualan secara daring. Diakuinya, saat ini setengah penjualan yang kini dilakukan oleh Cigor Sosoy dilayani melalui daring.

"Bisa dibilang 50 persen penjualan dilakukan online," jelasnya.

Saat ini, ia terus mengembangkan produk olahan lainnya untuk memberikan pilihan lain kepada pelanggannya agar tidak bosan.

"Sekarang ada tiga produk lagi yang saya buat, tujuannya agar pelanggan saya bisa ada pilihan dan enggak bosan menunya" tambahnya.

Ia juga mengajak kepada para pelaku UMKM agar mau bergerak maju dengan menyesuaikan cara berbisnis sesuai dengan kebiasaan pasar.

"Kalau zaman sekarang belum menggunakan penjualan digital, coba memulai biar bisnis kita bisa berkembang," katanya.

"Intinya kita jangan fokus pada masalah, tapi fokus ke solusi," tutupnya. (K34)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper