Bisnis.com, PURWAKARTA – Pemandangan perairan Ir Djuanda (Jatiluhur) sudah tak indah lagi. Pasalnya, sejak beberapa bulan terakhir kawanan eceng gondok menyerbu waduk buatan terbesar di Asia Tenggara itu. Bahkan, saat ini keberadaan jenis tanaman air ini sudah memenuhi hampir seluruh permukaan air waduk.
Memang, keberadaan tumbuhan air ini tidak membahayakan bagi ekosistem di waduk buatan ini. Hanya saja, secara estetika keberadaannya sangat mengganggu. Selain itu, juga bisa mengganggu aktivitas perahu warga dan lalulintas perairan. Beberapa hari lalu saja, ada kabar jika perahu yang ditumpangi wisatawan tak bisa bergerak belasan jam karena terjebak eceng gondok di tengah danau.
Kosasih, 37, warga sekitar menuturkan pemandangan tumbuhan air dengan nama latin Eichornia Crassipes di permukaan air waduk tersebut sudah berlangsung cukup lama. Dirinya tak tahu persis gulma tersebut datang dari mana. Mungkin, kata dia, eceng gondok itu kiriman dari wilayah hulu karena terbawa arus air.
“Serbuan gulma tersebut saat ini hampir menutupi sebagian besar perairan Waduk Jatiluhur,” ujar Kosasih kepada Bisnis.com, Selasa (19/10/2021).
Menurut dia, secara umum keberadaan eceng gondong ini tidak membahayakan ekosistem. Hanya saja, cukup mengganggu transportasi air dan aktifitas para nelayan. mereka khawatir, kawanan eceng gondok ini merusak mesin perahu mereka atau tersangkut di baling-baling mesin perahu dan jelas sangat berbahaya.
Sementara itu, banyaknya eceng gondok ini juga ternyata dialami para pembudidaya ikan di waduk tersebut. Mereka, cukup kesulitan membawa hasil panen ikan mereka ke tepian danau.
Hal itu seperti yang diamali Jamil, 26, seorang pembudidaya ikan yang pagi tadi membawa hasil panen ikan mas sebanyak 2 ton. Perahu yang digunakan untuk mengangkut hasil ikannya terjebak di tengah danau.
“Perahu kita gak bisa bergerak sama sekali sejak kemarin. Sampai hari ini kita masih tertahan di tengah danau. Ini jelas merugikan. Dua ton ikan hasil panen yang kita bawa itu mati membusuk dan tak bisa dijual jadi rugi hingga 40 jutaan,” ujar Jamil.
Tak hanya dirinya, Jamil menyebut masih ada beberapa bandar ikan yang turun pada Senin kemarin mengalami kejadian yang sama terjebak eceng di sekitar zona kecamatan Sukasari. Makanya, dirinya berharap pengelola waduk dalam hal ini PJT II Jatiluhur segera melakukan upaya pembersihan permukaan air dari gulma tersebut. (K60)