Bisnis.com, BANDUNG - Menjadi Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) adalah hal yang menyenangkan bagi Ahmad Yusuf. Banyak suka duka yang ia lewati 11 tahun terakhir bertugas sebagai keamanan di PT KAI (Persero).
Di antara seluruh kisahnya tersebut, Yusuf bersyukur bisa mengabdikan diri di KAI. Ia sedikit membagikan cuplikan keunikan pelanggan yang pernah ia layani kepada Tim Jelajah Kereta Api Bisnis Indonesia di Stasiun Gambir, DKI Jakarta tempat ia bertugas.
Yusuf sedikit menjelaskan, bahwa profesinya ini langsung di bawah PT KAI (Persero). "Jadi sama dengan yang lain. Polsuska juga karyawan PT KAI, di bawah pembinaan kepolisian," jelas Yusuf.
Tugas dan fungsinya pun kata Yusuf ada pengamanan, hanya saja pengamanan yang dilakukan Polsuska itu mencakup seluruh aset PT KAI dan juga kereta api yang melakukan perjalanan.
"Area pengamanan, Polsuska ada pengamanan aset stasiun dan pengamanan di atas kereta api, aset itu stasiun dan jalur," jelasnya.
Hal menarik yang pernah ia lalui tentu banyak. Hanya saja dia hanya bersedia menceritakan pengalaman menarik saat dia melayani ibu-ibu lansia yang 'keukeuh' merasa kehilangan barang bawaannya di gerbong kereta.
Yusuf menceritakan, lansia tersebut komplain kepada dirinya lantaran merasa kehilangan barang bawaannya berupa satu buah dus berisikan oleh-oleh.
Dengan sabar, Yusuf kemudian menggali informasi terkait ciri-ciri dus yang dikatakan hilang oleh ibu tersebut. Akhirnya, Yusuf mendapat informasi seputar ciri-ciri dan juga tempat terakhir ibu tersebut menyimpan bawaannya tersebut.
"Setelah saya dalami dan tanyakan bagaimana kejadiannya, barang itu diakui penumpang tersebut disimpan di gerbong yang ditunjukkan, yakni di bawah tempat duduk yang dia tunjukkan," kata dia.
Setelah itu, Yusuf berinisiatif untuk menyisir seluruh gerbong dan akhirnya ditemukan barang yang ciri-cirinya sama dengan apa yang dijelaskan ibu tersebut. "Akhirnya saya tanya ke penumpang yang ada di sana, ternyata itu bukan milik penumpang tersebut," jelas dia.
Kemudian ia membawa barang tersebut kepada ibu yang merasa kehilangan barang. Dan benar saja, barang tersebut milik ibu yang ternyata kelupaan menyimpang barang bawaannya.
"Ternyata dia lupa manaruhnya," jelas dia.
Cerita tersebut hanya potongan kecil dari banyak pengalaman dia menjaga keamanan dan ketertiban KA. Mungkin saja Yusuf menyimpan rapih banyak cerita lainnya yang enggan ia publikasikan.
"Menjadi Poluska tidak hanya harus jeli dan siaga, tapi juga harus sabar karena kita masuk dalam pelayanan juga, siap melayani dan sabar walaupun dia sedikit keukeuh," kata dia.
Sementara itu, ia juga menjelaskan bagaimana pengamanan di kereta menjadi lebih intens di masa pandemi Covid-19 i9ni.
"Selama pandemi ini kita harus sering berpatroli di rangkaian untuk mengingatkan penumpang agar melakukan prokes, Kita selalu mengingatkan setiap 30 menit sekali," jelas dia.
Jelajah Kereta Api terlaksana atas kerjasama Bisnis Indonesia dengan PT KAI (Persero). (K34)