Bisnis.com, PURWAKARTA - Air bersih bagi warga wilayah utara pesisir Jawa, seperti di Kabupaten Subang dan Indramayu, menjadi masalah tersendiri.
Air sumur di wilayah itu rasanya cenderung asin sehingga warga kesulitan untuk memanfaatkan air tersebut terutama untuk kebutuhan rumah tangga.
Akan tetapi, saat ini ada angin segar bagi warga di wilayah utara Kabupaten Subang dan Indramayu. Karena, PJT II Jatiluhur terus mengembangkan potensi bisnis dalam bidang pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan energi baru terbarukan (EBT).
"Kami, sudah menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Patimban Banyu Nagara Utama (PBNU)," ujar Direktur Utama PT Jasa Tirta II Imam Santoso, melalui rilis yang diterima Bisnis.com, Jumat (18/6/2021).
Menurut Imam, pihaknya bersama PBNU berkomitmen untuk melakukan rencana kerja sama. Saling mendukung untuk menyiapkan pelaksanaan pra studi kelayakan dan studi kelayakan rencana pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan energi baru terbarukan (EBT).
Menurut Imam, inisiasi kerja sama strategis terkait dengan penyusunan pra studi kelayakan ini, meliputi bidang hukum atau kelembagaan. Kemudian, teknis dan finansial untuk pengembangan SPAM dan EBT.
Studi kelayakan tersebut, akan dievaluasi dan dilakukan pembahasan untuk rencana kerja sama pengelolaan dan penyediaan air bersih. Termasuk, penyediaan prasarana air baku di wilayah Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayu.
Tak hanya itu, studi kelayakan tersebut juga akan menjajaki potensi kerja sama pemanfaatan permukaan air di wilayah kerja Jasa Tirta II. Serta, untuk pembangunan pembangkit listrik Renewable Energy.
"Kerja sama ini menciptakan peluang strategis untuk perkembangan usaha kedua belah pihak dengan melihat sumber daya yang ada," ujar Imam.
Jika studi kelayakan memenuhi, maka proyek ini bisa manfaatkan air dari Waduk Jatiluhur untuk floating photovoltaic power plant. Dengan begitu, kerja sama ini dapat mendukung agenda transformasi Jasa Tirta II dalam hal optimalisasi aset dengan melihat peluang nilai dan nilai tambah pada sumber daya yang ada. (K60)