Bisnis.com, KARAWANG - Pemerintahan Kabupaten Karawang mengebut pembahasan penanganan dan penanggulangan banjir mengingat wilayah tersebut kini menjadi langganan banjir.
Berdasarkan catatan, pada awal 2021 ini sedikitnya 30 desa yang tersebar di 17 kecamatan tergenang banjir.
Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengatakan pihaknya sejumlah solusi menjadi bahasan penanggulangan, salah satunya memfungsikan lahan di Kecamatan Cikampek untuk areal serapan banjir.
"Lahan tersebut luasnya mencapai 20 hektare. Berada di kawasan BIC, Cikarang Gelam. Semoga dengan adanya areal serapan ini, minimalnya wilayah Cikampek tak lagi kebanjiran," ujar Aep, melalui rilis yang diterima Bisnis.com, Kamis (18/3/2021).
Salah satu yang menyebabkan banjir di Karawang, terutama Cikampek ini, akibat meluapnya Sungai Cikarang Gelam. Akibatnya, ribuan rumah yang berada di sekitaran sungai itu terendam. Bahkan, pada banjir awal tahun ini, kondisinya cukup parah. Ketinggian air di wilayah itu mencapai 1,5 meter.
Dengan demikian, perlu ada terobosan solusi. Salah satunya, dengan memanfaatkan lahan sebagai areal resapan air. Di kawasan itu, ada lahan seluas 20 hektar milik Perum Jasa Tirta (PJT) II. Lahan tersebut, bisa dijadikan areal resapan air.
Akan tetapi, lahan itu sebagian telah dimanfaatkan masyarakat sekitar, untuk bercocok tanam. Sehingga, perlu ada solusi lain, jika pemkab ingin memanfaatkam lahan itu.
"Yang kita pikirkan, mengenai warga yang telah menggarap lahan itu. Ini akan dibahas lebih lanjut," ujarnya.
Solusi lainnya, sambung Aep, pihaknya mengusulkan Situ Kamojing diubah menjadi waduk. Dengan begitu, daya tampung situ itu akan lebih besar jika sudah menjadi waduk. Sehingga, saat musim penghujan Situ Kamojing menampung air semaksimal mungkin. (K60)