Bisnis.com, BANDUNG - Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2020 terkontraksi sebesar 2,44 persen sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang terjadi pada triwulan I-2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat dalam berita resminya pada Jumat (5/2/2021) mencatat adanya kontraksi pertumbuhan ekonomi ini menyebabkan penurunan aktivitas produksi di beberapa lapangan usaha.
Kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha Jasa Perusahaan sebesar 18,38 persen; diikuti lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 7,94; dan Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 7,62 persen.
Lima kategori lapangan usaha yang mampu tumbuh positif di saat pandemi Covid-19, yaitu lapangan usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh sebesar 34,64 persen; diikuti Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tumbuh sebesar 10,80 persen; Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 6,69 persen; Real Estate tumbuh sebesar 1,92 persen; dan Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh sebesar 1,15 persen.
Namun secara kuartalan, perekonomian Jabar triwulan IV-2020 tumbuh sebesar 0,22 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q).
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,84 persen. Adapun dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 45,96 persen.
Perekonomian Jabar memasuki triwulan IV-2020 masih terdampak pandemi Covid-19, meskipun demikian mulai terlihat peningkatan aktivitas ekonomi.
Peningkatan aktivitas ekonomi terjadi pada beberapa lapangan usaha yaitu lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang tumbuh sebesar 15,84 persen; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 7,44 persen; Jasa Perusahaan sebesar 6,57 persen.
Sementara itu beberapa lapangan usaha yang mengalami kontraksi yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 18,50 persen; Jasa
Pendidikan sebesar 7,38 persen; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,98 persen.