Bisnis.com, BANDUNG — Opsi penutupan pesantren yang menjadi klaster Covid-19 belum akan diambil oleh Gugus Tugas Jabar. Opsi paling baik adalah memulangkan santri yang negatif ke rumah masing-masing.
Ketua Gugus Tugas Jabar Ridwan Kamil mengatakan kasus positif di pesantren terjadi di Kuningan dan Tasikmalaya. Pihaknya berencana melakukan pengetesan di zona dan klaster baru yang dinamikanya masih naik turun.
“Pesantren tidak spesifik pesantren. Semua kegiatan yang adaptif akan ditinjau dan dievaluasi. Prosedur pesantren sudah diterapkan,” katanya di Bandung, Rabu (30/9/2020).
Menurutnya prosedur penanganan Covid-19 di pesantren sudah jelas. Bagi santri yang dites hasilnya negatif akan dipulangkan ke rumah masing-masing. Sementara untuk santri yang positif tapi tidak memiliki gelaja akan diisolasi di pesantren tersebut. “Kalau positif dengan gejala agak berat maka akan dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menghentikan sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di Pondok Pesantren (Ponpes) Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan. Keputusan ini berdasarkan kesepakatan bersama pimpinan dan pengurus ponpes.
Uu mengingatkan pengelola ponpes untuk terus memperketat penerapan protokol kesehatan khususnya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun, di lingkungan ponpes.
Selain itu, Uu mengarahkan pimpinan dan pengelola ponpes untuk segera berkoordinasi dengan Gugus Tugas setempat jika ditemukan adanya gejala penularan Covid-19. Menurutnya, keterbukaan ponpes penting dalam antisipasi penyebaran kasus.
"Atas nama Pemprov Jabar, kami tidak henti-hentinya mengimbau kepada pengelola pondok pesantren untuk mengetatkan dan memaksimalkan protokol kesehatan. Kalau ada gejala-gejala (Covid-19), saya harap para kiai dan pimpinan ponpes untuk tidak segan melapor kepada Gugus Tugas setempat. Jangan malah ditutup-tutupi, karena dikhawatirkan semakin menyebar. Tapi kalau sigap, bisa segera diantisipasi," tutupnya.