Bisnis.com,BANDUNG—Aktivitas ekspor Jawa Barat terdeteksi kembali menggeliat diuntungkan dengan masih belum berproduksinya sejumlah industri di negara tujuan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh.Arifin Soedjayana mengatakan dari laporan di sejumlah kawasan industri besar kegiatan produksi untuk pemenuhan ekspor kembali menggeliat. “Sudah menggeliat lagi. Terutama untuk kendaraan bermotor, komponen kendaraan dan makanan minuman,” katanya kepada Bisnis, Senin (7/9/2020).
Dia mengambil contoh produsen motor Suzuki yang sudah kembali mengekspor kendaraan bermotor roda dua ke sejumlah negara di Asia Tenggara. Ribuan kendaraan roda dua tersebut dilaporkan mulai dikirim sejak dua bulan terakhir. “Suzuki lapor ekspor mereka jalan dan naik lagi, ini karena pabrikan Suzuki di negara lain masih belum maksimal beroperasi,” tuturnya.
Menurutnya masih belum beroperasinya pabrikan manufaktur di Asia Tenggara menguntungkan para produsen di Jawa Barat. Hal yang sama juga terjadi pada industri makanan dan minuman yang mengalami peningkatan. “Karena sama posisinya, di negara tujuan Industri makanan dan minuman tidak jalan,” ujarnya.
Pihaknya berharap situasi positif ini bisa terus berjalan hingga akhir tahun. Meski ada penurunan target, pemulihan ekspor Jawa Barat bisa membuat upaya penurunan ekonomi bisa dicegah. “Memang masa jeda 6 bulan pandemi itu sangat berpengaruh, tapi sampai akhir tahun kita berharap terus meningkat lagi,” paparnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat nilai ekspor Jawa Barat Juli 2020 mencapai US$2,21 miliar atau meningkat 12,48% dibanding Juni 2020. Sedangkan jika dibandingkan Juli 2019 turun 24,20%.
"Ekspor Non Migas Juli 2020 mencapai US$2,19 miliar, naik 12,94 persen dibanding Juni 2020. Sedangkan ekspor Migas turun sebesar 22,02 persen, menjadi US$19,98 juta," kata Kepala BPS Jabar, Dyah Anugrah Kuswardani.
Ia menjelaskan, secara kumulatif, nilai ekspor Jawa Barat Januari-Juli 2020 mencapai US$14,65 miliar atau menurun 15,85% dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian juga ekspor Non Migas mencapai US$14,53 miliar atau menurun 15,93%.
Peningkatan nilai ekspor Non Migas terbesar Juli 2020 terhadap Juni 2020 terjadi pada golongan Kendaraan dan Bagiannya (US$48,74 juta), diikuti oleh Mesin dan perrlengkapan Elektrik (US$44,92 juta) serta Barang-barang Rajutan (US$38,77 juta).
Menurut sektor, ekspor Non Migas hasil pertanian Juli 2020 naik 46,06% dibanding bulan yang sama tahun 2019. Sementara ekspor hasil industri pengolahan turun 24,68% serta ekspor hasil tambang dan lainnya turun 21,84%.
“Ekspor Non Migas Juli 2020 terbesar adalah ke Amerika Serikat, yaitu US$450,37 juta, disusul Jepang US$210,03 juta, dan Tiongkok US$197,46 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 39,26%,” tuturnya.
Karena itu nilai neraca perdagangan luar negeri Jawa Barat Juli 2020 surplus US$1,55 miliar, dengan demikian kumulatif Januari-Juli 2020 surplus mencapai US$9,84 miliar.