Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemarau, Petani di Cirebon Alih Tanam ke Kacang Panjang

Petani di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, siap melakukan alih tanam dari tanaman padi ke kacang panjang pada musim kemarau tahun ini, karena kacang panjang tidak membutuhkan banyak air.
Panen padi musim kedua? di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat./Bisnis-Hakim Baihaqi
Panen padi musim kedua? di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat./Bisnis-Hakim Baihaqi

Bisnis.com, CIREBON - Petani di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, siap melakukan alih tanam dari tanaman padi ke kacang panjang pada musim kemarau tahun ini, karena kacang panjang tidak membutuhkan banyak air.

Petani di Kecamatan Talun, Aliyudin (45), mengatakan, tanaman kacang panjang memiliki masa tanam selama 40 hingga 50 hari. Sedangkan untuk tanaman padi, paling cepat 100 hari atau tiga bulan.

Aliyudin mengatakan, hal tersebut dilakukan untuk menutup kerugian, lantaran di Kecamatan Talun, hanya mampu melakukan tanam padi maksimal dua kali dalam setiap tahunnya.

"Bayangkan, kalau musim kemarau tidak tanam apa-apa dapat penghasilan dari mana? Kalau kacang panjang ini, bisa tiga kali panen selama kemarau ini," kata Aliyudin di Kabupaten Cirebon, Senin (3/8/2020).

Aliyudin mengatakan, untuk kacang panjang sendiri, nantinya akan dijual langsung ke pasar tradisional terdekat atau pun kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Kacang panjang dijual dengan harga Rp7 ribu per kilonya," kata Aliyudin.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyatakan, sebanyak 19 kecamatan di wilayah kabupaten tersebut kembali terancam mengalami bencana kekeringan kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau.

19 kecamatan tersebut yaitu, Gebang, Greged, Gegesik, Gunung Jati, Kaliwedi, Klangenan, Talun, Tengah Tani‎, Suranenggala, Sedong, Panguragan, Beber, Mundu, Palimanan, Losari, Ciwaringin, Susukan, Karangwareng, dan Dukuhpuntang.

Dari 19 kecamatan yang terancam bencana kekeringan tersebut, berdampak ke 42 desa. Desa terbanyak yakni di Kecamatan Gununjati, yaitu Desa Babadan, Mayung, Sambeng, Pasindangan, Kalisapu, Astana, dan Grogol.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman, mengatakan, pada tahun lalu, bencana kekeringan berdampak kepada 38.133 kepala keluarga (KK) atau 127.953 jiwa.

Untuk menanggulangi kesulitan air bersih, kata Eman, BPBD Kabupaten Cirebon rutin mengirimkan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Pengiriman air bersih, biasanya dilakukan sesuai dengan permintaan masyarakat," kata Eman di Kabupaten Cirebon, Jumat (24/7/2020). (K45)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper