Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

19 Desa di Kabupaten Cirebon Terancam Dilanda Kekeringan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyatakan, sebanyak 19 kecamatan di wilayah kabupaten tersebut kembali terancam mengalami bencana kekeringan kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, CIREBON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyatakan, sebanyak 19 kecamatan di wilayah kabupaten tersebut kembali terancam mengalami bencana kekeringan kesulitan mendapatkan air bersih pada musim kemarau.

19 kecamatan tersebut yaitu, Gebang, Greged, Gegesik, Gunung Jati, Kaliwedi, Klangenan, Talun, Tengah Tani‎, Suranenggala, Sedong, Panguragan, Beber, Mundu, Palimanan, Losari, Ciwaringin, Susukan, Karangwareng, dan Dukuhpuntang.

Dari 19 kecamatan yang terancam bencana kekeringan tersebut, berdampak ke 42 desa. Desa terbanyak yakni di Kecamatan Gununjati, yaitu Desa Babadan, Mayung, Sambeng, Pasindangan, Kalisapu, Astana, dan Grogol.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman, mengatakan, pada tahun lalu, bencana kekeringan berdampak kepada 38.133 kepala keluarga (KK) atau 127.953 jiwa.

Untuk menanggulangi kesulitan air bersih, kata Eman, BPBD Kabupaten Cirebon rutin mengirimkan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan.

"Pengiriman air bersih, biasanya dilakukan sesuai dengan permintaan masyarakat," kata Eman di Kabupaten Cirebon, Jumat (24/7/2020).

Warga di Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku kembali terancam mengalami‎ kesulitan mendapatkan air bersih‎ untuk memenuhi berbagai kebutuhan pada musim kemarau tahun ini.

Suyanti (49), warga Desa Cirebon Girang, Kecamatan Talun, menyebutkan, saat kemarau terjadi, warga kerap dilanda bencana kekurangan air bersih‎ dan kondisi tersebut terjadi sudah sejak lama.

"Sekarang sudah mulai kerasa berkurang air di sumur, karena sudah satu minggu lebih tidak turun hujan‎," kata Suyanti di Kabupaten Cirebon.

Saat sumur sudah dalam kondisi kering, kata Suyanti, warga di desa tersebut kerap memanfaatkan saluran irigasi untuk berbagai keperluan rumah tangga, di antaranya mencuci pakaian, alat rumah tangga, dan mandi.

Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, warga seringkali memanfaatkan bantuan air bersih dari pemerintah dan swasta atau pun membeli air kemasan galon isi ulang.

"Sudah lelah dengan kondisi ini, sumur bor rumah saya tuh sudah 20 meter lebih, tapi saat kemarau di sini sama sekali tidak ada air," katanya.‎ (K45)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper