Bisnis.com, BANDUNG – Kanal digital dinilai menjadi solusi untuk meningkatkan pertumbuhan UMKM di tengah pandemi, salah satunya mengenai pembiayaan.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) Widi Hartoto mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus mengembangkan aplikasi BJB Digi.
Rencananya aplikasi tersebut akan yang memudahkan akses pembiayaan kepada UMKM yaitu melalui sistem digitalisasi kredit UMKM.
Dengan strategi tersebut, kata Widi, perseroan berharap dapat membantu UMKM di pelosok pedesaan untuk mendapatkan pembiayaan tanpa harus mendatangi kantor-kantor layanan bank BJB.
“Saat ini juga sedang dilakukan pengembangan layanan UMKM Lounge BJB yang menciptakan bisnis matching antar pengusaha UMKM ataupun dengan marketplace dan perusahaan offtaker, display produk-produk UMKM binaan BJB sehingga diharapkan dapat meningkatkan penjualan pelaku usaha UMKM,” kata Widi kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Widi juga menambahkan dalam membantu UMKM melalui kanal digital, Bank BJB juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan keuangan digital dan marketplace maupun agregator dengan tujuan dapat meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan oleh para pelaku UMKM.
Berdasarkan hasil evaluasi secara berkala yang dilakukan BJB, Widi mengklaim bahwa respons para pelaku UMKM terhadap program tersebut positif .
“Peningkatan skala usaha sudah dirasakan oleh pelaku UMKM, kenaikan pertumbuhan kredit UMKM dibanding Tahun lalu sebesar 12,4%,” kata Widi.
Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menilai bahwa pemerintah daerah dan sejumlah pemangku kepentingan perlu mendorong sekaligus memfasilitasi UMKM untuk beralih ke digital untuk memasarkan produk.
Meski pandemi telah memasuki masa transisi, masyarakat masih takut untuk keluar rumah dan berkerumun. Hal itu menyebabkan arus kas UMKM tidak berputar. Untuk meredakan roda bisnis UMKM perlu peran aktif pemda melalui dinas terkait, mengajak UMKM go digital sehingga pasar mereka lebih luas.
“Harusnya go digital bisa lebih cepat. Sekarang kan baru 13% UMKM yang kerja sama dengan platform digital. Di era new normal idealnya naik dua kali lipatnya,” kata Bhima kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Berdasarkan penulusuran tim Jelajah Rebana II di Kecamatan Kejaksan, Cirebon, ditemukan beberapa UMKM yang belum beralih atau memaksimalkan pemasaran melalu kanal digital.
Secara infrastruktur telekomunikasi, kondisi di Cirebon sudah memadahi. Akses 4G LTE dapat diakses dengan mudah. Hanya saja, para pelaku UMKM tidak tahu cara berjualan dengan menggunakan digital. Literasi yang rendah tersebut disebabkan tidak adanya pelatihan/pembelajaran mengenai pemanfaatan digital untuk berjualan.
Sekedar catatan, selama periode 22 Juni - 26 Juni, Bisnis Indonesia melakukan penulusuran di kawasan Segitiga Rebana (Subang-Majalengka-Cirebon) untuk menggali potensi di kawasan tersebut, termasuk UMKM.
Adapun program Jelajah Rebana ini terlaksana berkat dukungan dari banyak pihak, a.l. Pemprov Jabar, Pemkab Majalengka, Bank BJB, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, BIJB, Disparbud Jabar, JNE, XL dan Telkomsel.