Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada 88 Pengunjung Puncak Reaktif, Tes Massal Akan Dilanjutkan

Menurut Ridwan Kamil, meski kawasan wisata di Jawa Barat sebagian sudah dibuka, untuk sementara tidak boleh dikunjungi oleh warga di luar Jawa Barat.
Pengecekan identitas pengunjung Puncak
Pengecekan identitas pengunjung Puncak

Bisnis.com,BANDUNG--88 wisatawan dinyatakan reaktif berdasarkan hasil pengetesan masif rapid tesr yang dilakukan Gugus Tugas Covid-19 Jabar dan Bogor di kawasan Puncak akhir pekan kemarin.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan mereka yang terdeteksi reaktif mayoritas dari mereka berasal dari luar Jabar, salah satunya di Jakarta. “Di kawasan pariwisata kita mengetes di atas 1.500-an, didapati 88 wisatawan reaktif mayoritas dari Jakarta,” katanya, Selasa (23/6/2020).

Menurutnya meski kawasan wisata di Jawa Barat sebagian sudah dibuka, untuk sementara tidak boleh dikunjungi oleh warga di luar Jawa Barat. Hal ini dalam rangka menekan angka kasus Covid-19.

“Saya mengimbau (wisatawan di luar Jawa Barat) menahan diri ke kawasan puncak. Apapun itu kita ingin ekonomi di jabar, seperti di puncak Bogor, Cianjur dan lainnya aman terkendali. Yang reaktif akan dites swab,” paparnya.

Angka reproduksi virus di Jawa Barat ada peningkatan meskipun angkanya masih berada di bawah angka satu. Pekan ini, angka reproduksi berada di angka 0,9. Jika dirata-ratakan selama dua pekan sebelumnya rata-rata ada di angka 0,68.

Pihaknya juga melaporkan bahwa pengujuan tes PCR sudah naik menjangkau 5 ribu warga. Angka itu akan terus ditingkatkan hingga bisa mencapai jangkauan 10 ribu orang. hal ini bisa meningkatkan indeks dari jumlah testing yang dilakukan.

Dari kajian World Health Organization (WHO), tingkat infeksi jabar yang terpapar hanya 6.6 persen. Angka ini sangat rendah dibandingkan dengan provinsi lain di pulau jawa ada yang mencapai 30 persen. Dengan angka angka tersebuttingkat risiko infeksi di Jabar berada di urutan 28 dari 34 provinsi di Indonesia.

“Dari RS turun lagi tingkat keterisiannya. Selalu menurun. Sudah 7 kali lipat tingkat kesembuhan daripada kematian. Tinggal 27,64 persen tingkat keterisiannya. Minggu depan kita fokus membahas indeks ekonomi sudah saatnya kita seimbangkan kesuksesan darurat kesehatan dengan kesuksesan kebangkitan ekonomi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper