Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

68 Persen Korban Meninggal Akibat Covid-19 di Kota Bandung Disertai Komorbid

Dari 40 korban meninggal hingga hari ini, 60 persen diantaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular, 32 persen tidak diketahui, dan 8 persen lainnya bukan penyakit tidak menular.
Pasien virus corona/Antara
Pasien virus corona/Antara

Bisnis.com, BANDUNG - 68 Persen korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Kota Bandung memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Hal tersebut berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Sementara itu, pasien dengan komorbid Diabetes Melitus (DM) menjadi komorbid kasus terbanyak korban meninggal Covid-19 di Kota Bandung.

Dari 40 korban meninggal hingga hari ini, 60 persen diantaranya disebabkan oleh penyakit tidak menular, 32 persen tidak diketahui, dan 8 persen lainnya bukan penyakit tidak menular.

Sementara itu, setidaknya ada enam kasus meninggal dunia dengan komorbid DM, empat orang komorbid jantung, tiga orang komorbid bukan penyakit tidak menular, dua orang komorbid hipertensi dan DM, dua orang hipertensi, DM dan stroke, dan dua orang komorbid gagal ginjal.

Sementara untuk asma, hypertiroid, hipertensi, peny jantung dan stroke, ca colon, ca mamae, LBP dan OA serta hipertensi dan jantung‎ masing-masing satu korban. Selanjutnya 13 korban lain tidak diketahui memiliki komorbid atau tidak.

Kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Girindra Wardana mengatakan ‎banyak korban meninggal dunia akibat Covid-19 di Kota Bandung sudah memiliki komorbid yang cukup akut. Bahkan ada yang meninggal dunia saat statusnya masih Pasien Dalam Pemantauan (PDP) alias hasil tesnya belum keluar.

"Baru setelah nunggu beberapa hari, hasil Swabnya menyatakan korban tersebut positif Covid-19," kata Girindra, Jumat (19/6/2020).

Girindra menjelaskan, ‎orang dengan komorbid menjadi satu yang memiliki risiko lebih tinggi oleh ancaman virus yang diketahui muncul pertama kali di Wuhan, China ini. Selain komorbid, anak dan lansia pun memiliki risiko yang sama.

"Anak dan lansia walaupun secara detail saya tidak bisa jelaskan secara rinci bagaimana imunitasnya, tapi berdasarkan data mereka yang berisiko," jelasnya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat agar tetap menjalankan protokol kesehatan meskipun saat ini banyak sektor telah diberikan relaksasi.

"Intinya tiga tadi, pakai masker, rajin mencuci tangan dan melakukan phsycal distancing," jelasnya. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper