Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

365 Pelaku UMKM di Kabupaten Cirebon Terdampak Covid-19

Sebagian pelaku usaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami penurunan omzet akibat adanya penyebaran wabah Covid-19.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, CIREBON - Sebagian pelaku usaha usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami penurunan omzet akibat adanya penyebaran wabah Covid-19.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon, Fery Afrudin, mengatakan, penurunan omzet yang dialami oleh para pelaku usaha sebesar 80 sampai 100 persen, bahkan, beberapa di antaranya terpaksa gulung tikar.

"Contoh, pelaku bidang konveksi hanya mendapatkan Rp2 juta setiap minggunya, padahal normalnya Rp10 juta per minggu. Termasuk komiditas pedagang lainnya," kata Fery di Kabupaten Cirebon, Kamis (4/6/2020).

Fery mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon, ada sebanyak 365 pelaku UMKM terdampak Covid-19, 59 lainnya sama sekali tidak mendapatkan pendapatan selama beberapa bulan terakhir ini.

Terkait hal tersebut, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Cirebon akan mencoba mengusulkan bantuan untuk ratusan pelaku UMKM tersebut kepada pemerintah daerah.

"Kami akan serahkan datanya ke dinas sosial. Tapi tidak diproses atau tidak," kata Fery.

Selain itu, pemerintah daerah saat ini sudah mengeluarkan kebijakan baru, yaitu gerakan peduli UMKM Cirebon. Hal tersebut dituangkan langsung dalam surat edaran yang ditandatangani oleh Bupati Cirebon, Imron Rosyadi.

"Di dalam surat edarannya, berisikan yo beli produk UMKM dan belanja di warung tetangga," katanya.

Suhanan (43), seorang pelaku UMKM di bidang furnitur barang bekas asal Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon, mengaku, wabah covid-19 sangat berdampak kepada kegiatan produksi pembuatan.

Ia mengatakan, selama hampir satu bulan ini, bengkel tempat produksinya tersebut, sama sekali tidak ada aktivitas. Bahkan, beberapa pegawai pun terpaksa dirumahkan sementara waktu.

"Sama sekali tidak produksi, karena sebagian pemesan yang sebagian besar merupakan pemerintah desa, membatalkan pemesanan," katanya.

Selama wabah Covid-19 ini, kata Suhanan, setiap harinya hanya ada satu pembeli yang membeli berbagai macam furnitur. Pembeli tersebut pun, sebagian besar tidak sengaja melintas bengkel produksi. Dia berharap, adanya rencana pembagian bantuan dari pemerintah dapat disalurkan secara tepat sasaran, sehingga kebutuhan rumah tangga tetap terpenuhi di tengah wabah.

"Mudah-mudahan wabah ini cepat selesai," katanya. (K45)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper