Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Manggis, Purwakarta Bidik Pasar Timur Tengah

Buah manggis, saat ini menjadi produk perkebunan khas Kabupaten Purwakarta yang sangat menjanjikan dari sisi ekonomi.
Manggis dari Indonesia yang dipajang di lapak pedagang buah di Pasar Zuojiazhuang, Beijing, China./Antara
Manggis dari Indonesia yang dipajang di lapak pedagang buah di Pasar Zuojiazhuang, Beijing, China./Antara

Bisnis.com, PURWAKARTA—Buah manggis, saat ini menjadi produk perkebunan khas Kabupaten Purwakarta yang sangat menjanjikan dari sisi ekonomi.

Bahkan, buah yang punya ciri khas warna kulit merah keunguan itu, kini memiliki daya saing secara global.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menuturkan, luas lahan perkebunan manggis di Purwakarta mencapai lebih dari 1.500 hektare. Lahan tersebut, tersebar di lima kecamatan. Yakni, Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, Darangdan dan Pondoksalam.

"Dalam waktu dekat, buah manggis di kita akan memasuki panen raya," ujar Anne, Senin (3/2/2020).

Ia menjelaskan, data dari Dinas terkait mencatat, selama ini rata – rata produksi buah manggis saat panen raya sekitar 47 ton per hektare. Hasil panen tersebut, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal (domestik), tapi juga hingga mancanegara atau kebutuhan ekspor.

Sebenarnya, saat ini angin segar tengah menerpa para petani manggis di wilayahnya. Pasalnya, sejak 2017 lalu pemerintah pusat telah membuka keran ekspor manggis ke sejumlah negara di Asia. Tentunya, ini menjadi kesempatan mereka untuk peningkatan ekonomi.

"Alhamdulillah, keran ekspor telah dibuka. Sehingga, komoditi unggulan khas Purwakarta saat ini bisa menembus pasar internasional. Ini menjadi angin segar bagi kami. Sejauh ini, kami ekspor ke beberapa negara ASEAN, salah satunya Cina. Tahun ini kami targetkan bisa ekspor juga ke wilayah Timur tengah," kata Anne.

Makanya, lanjut Anne, melalui dinas terkait hingga kini pihaknya terus mendorong supaya produktivitas perkebunan manggis ini terus meningkat, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Untuk perkuat kualitas sendiri, salah satu upayanya yakni dengan memberikan bimbingan mengenai Good Agricultural Practice (GAP) dan Standard Operational Procedure (SOP) kepada para petani.

"Dari sisi kuantitas sendiri, kami terus mendorong bagaimana supaya produktivitasnya terus meningkat. Sehingga, kebutuhan domestik maupun ekspor bisa tetap terpenuhi," jelas dia.

Terkait produktivitasnya, Anne memastikan di panen raya tahun ini jumlahnya akan meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya. Dirinya pun menargetkan, jika di tahun lalu hanya mampu melakukan ekspor 30.000 ton, tahun ini bisa 50.000 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper