Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon telah memetakan sebanyak 25 sungai di wilayah kabupaten tersebut dalam kondisi kritis, sehingga perlu dilakukan upaya normalisasi untuk mengurangi dampak bencana banjir pada musim penghujan.
Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, mengatakan, sungai tersebut beberapa di antaranya berada di daerah Kecamatan Plered, Kapetakan, Suranenggala, Ciledug, Sumber, dan Jamblang.
"Sungai di daerah tersebut harus harus segera ditangani, kami juga sudah berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung," kata Imron di Kabupaten Cirebon, Sabtu (1/2/2020).
Berdasarkan hasil pantauan Bisnis Indonesia, salah sungai yakni Sungai Cipager yang berada di perbatasan antara Kecamatan Plered dan Kecamatan Tengah Tani, mengalami pendangkalan akibat sedimentasi.
Selain itu, di Sungai Cipager dipenuhi sampah rumah tangga yang diduga sengaja dibuang oleh warga sekitar dan ditumbuhi oleh tanaman eceng gondok setinggi 30cm.
Sampah yang menutupi aliran sungai mulai dari, plastik kemasan, styrofoam, ranting pohon, bambu, baligho bekas, bangkai hewan ternak, peralatan rumah tangga, hingga plastik kemasan alat medis.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Happy Mulya, mengatakan, untuk 2020 ini, pihaknya akan menormalisasi sebanyak 17 sungai, sesuai dengan ketersediaan anggaran dari pemerintah pusat.
"Upaya normalisasi sungai akan dilakukan saat ini," katanya.
Happy menambahkan, permasalahan sungai di wilayah Kabupaten Cirebon yakni akibat sedimentasi, terutama di wilayah yang sering dilanda banjir, di antaranya Kecamatan Plered dan Ciledug.
Sedangkan untuk permasalahan sampah yang berada dialiran sungai, kata Happy, akan diselesaikan oleh dinas terkait penanganan sampah yakni dari Pemerintah Kabupaten Cirebon.
"Pelaksanaaan tugasnya sudah dibagi, berharap nantinya semua daerah aliran sungai (DAS) akan dinormalisasi untuk mencegah bencana banjir," katanya.