Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DJP Sita Aset di Bandung Milik Pembuat Faktur Fiktif

Penyidik Kanwil DJP Jawa Barat I menyita aset milik AS alias DAS berupa tanah dan bangunan di Kabupaten Bandung.
Ilustrasi./Bisnis-Nurul Hidayat
Ilustrasi./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Penyidik Kanwil DJP Jawa Barat I menyita aset milik AS alias DAS berupa tanah dan bangunan di Kabupaten Bandung sebagai barang bukti dalam dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan pidana asal di bidang perpajakan.

Dikutip dari laman resmi Ditjen Pajak Rabu (18/12/2019), penyitaan dilakukan setelah penyidik mendapatkan Izin dari Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Bale Bandung tanggal 11 Desember lalu. Di Cikuya.

"Tim Penyidik Kanwil DJP Jawa Barat I menandatangani Berita Acara Penyitaan dan menempelkan stiker sita di sebuah rumah yang disaksikan oleh dua orang perangkat desa setempat," tulis keterangan resmi yang dikutip Bisnis, Rabu (18/11/2019).

Berdasarkan Pasal 44 ayat (1) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 dan Pasal 2 huruf v Undang-Undang No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Penyidik Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan penyidikan TPPU.

Tersangka AS alias DAS saat ini sedang menjalani proses persidangan perkara tindak pidana pajak di Pengadilan Negeri Bale Bandung.

Dia bersama tiga tersangka lainnya (AAP alias A, AP, dan R) didakwa telah melakukan perbuatan menerbitkan Faktur Pajak Tidak Berdasarkan Transaksi Sebenarnya (TBTS) dalam kurun waktu September 2018 - Juli 2019 dengan nilai PPN sejumlah Rp98 miliar yang dijual kepada perusahaan pengguna FP TBTS dalam kisaran harga 0,5% s.d. 7% dari nilai PPN yang tercantum dalam faktur pajak.

Atas hasil keuntungan dari perbuatannya itu, kemudian tersangka melakukan serangkaian perbuatan di antaranya dengan modus menggunakan rekening atas nama pihak lain untuk melakukan transaksi dengan menggunakan sumber dana yang berasal dari hasil tindak pidana dan membelanjakan harta kekayaan hasil tindak pidana dengan cara menggunakan nama pihak lain.

Perbuatan ini diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper