Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BBPOM Bandung Awasai Peredaran Parsel Jelang Nataru

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung akan mulai mengawasi peredaran parsel jelang perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Pengawasan akan dilakukan untuk mencegah peredaran produk ileal dan kadaluarsa di dalam parsel.
Kepala BBPOM Bandung, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa/Bisnis-Dea Andriyawan
Kepala BBPOM Bandung, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa/Bisnis-Dea Andriyawan

Bisnis.com, BANDUNG — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung akan mulai mengawasi peredaran parsel jelang perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Pengawasan akan dilakukan untuk mencegah peredaran produk ileal dan kadaluarsa di dalam parsel.

Kepala BBPOM Bandung, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa mengatakan pengawasan akan dilakukan oleh tim yang telah dibentuknya.

"Biasanya sekarang sudah mulai, sebenarnya tim kami sudah di lapangan," kata Gusti di Kantor BBPOM Bandung, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Senin (2/12).

Ia menuturkan, jelang perayaan Nataru kerap ditemukan penjual parsel dadakan. Sehingga dikhawatirkan adanya produk tak laik konsumsi ada dalam kemasan parsel yang dijual.

"Hal-hal ini yang perlu diantisipasi mungkin karena ketidaktahuan produk itu ada masa kadaluarsanya," kata dia.

Selain itu, ia juga akan meningkatkan pengawasan terhadap peredaran produk kadaluarsa. Karena biasanya, kata dia, banyak produk-produk yang sudah rusak terdapat di dalam kemasan parsel.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk lebih cermat dalam membeli parsel. Caranya, dengan terlebih dahulu mengecek kondisi produk-produk yang ada di dalam kemasan parsel.

"Masyarakat tentu kami minta tolong untuk selalu minimal cek kemasan, label, izin edar dan masa kadaluarsanya," kata dia.

Kemudian, ia juga meminta kepada para penjual parsel untuk memperhatikan produk-produk yang dikemas dalam parsel yang akan dijual kepada masyarakat.

"Kami mengimbau dari awal tidak menjual produk yang rusak, sudah kadaluarsa, apalagi yang tanpa izin edar. Itu tentu harus jadi perhatian dari awal, tidak semata-mata memenuhi kebutuhan," katanya. (K34)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper